TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) menjelaskan maksud pernyataannya soal (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengandung kecacatan logika.
Diketahui, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) itu menyebut OTT KPK tidak bagus karena membuat citra Indonesia jelek.
Juru Bicara Luhut, Jodi Mahardi mengatakan politikus senior Partai Golkar itu sebetulnya mendorong pencegahan dan perbaikan sistem melalui Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK).
"Pak Luhut bicara konteksnya adalah mendorong upaya pencegahan dan perbaikan sistem seperti yang dilakukan oleh KPK juga melalui program Stranas PK yang banyak didorong oleh Deputi Pencegahan KPK. Upaya ini yang harus didorong lebih masif," kata Jodi kepada wartawan, Kamis (22/12/2022).
Menurut Jodi, jika OTT masih banyak menandakan upaya pencegahan korupsi di Indonesia harus didorong lebih cepat.
"Pola-pola sistematis melalui perbaikan sistem dengan digitalisasi seperti Simbara, e-katalog dan perbaikan sistem integrasi IT (Information and Technology) di pelabuhan diharapkan mampu mencegah perilaku korupsi," ujar dia.
Lebih lanjut, Jodi menuturkan Luhut menginginkan agar sistem pencegahan diperbaiki supaya orang tidak terjerumus.
"Pada dasarnya sih juga Pak Luhut bukan orang yang senang ngelihat orang susah. Kalau bisa sistemnya diperbaiki ya itu kan lebih baik, supaya orang tidak terjerumus," ungkapnya.
Baca juga: Pengamat Sarankan Luhut Minta Maaf dan Tarik Pernyataan OTT KPK Bikin Indonesia Jelek
Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya digitalisasi sebagai salah satu upaya mencegah korupsi.
Luhut juga menyinggung agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak terlalu mudah melakukan operasi tangkap tangan (OTT), sebab menurutnya akan membuat citra negara Indonesia jelek di mancanegara.
Hal itu ia sampaikan saat memberikan pidato di Launching Stranas PK Tahun 2023-2024, di kawasan Thamrin, Jakarta, Selasa (20/12/2022).
"Kita tidak usah bicara tinggi-tinggi. OTT OTT itu kan tidak bagus sebenarnya. Buat negeri ini jelek banget. Tapi kalau kita digitalisasi, siapa yang mau melawan kita," ujarnya.
Menko Marvest mengatakan Inggris memuji Indonesia soal digitalisasi sistem.
Ia bercerita, belum lama ini diwawancara dengan stasiun TV Bloomberg, dimana ia menjelaskan 4 pilar Indonesia terkait efisiensi dengan digitalisasi, hilirisasi hingga penyaluran dana Desa, dan komoditi.