"Ketiga, makin pragmatisnya kebanyakan parpol di Indonesia," demikian jurnal yang dikutip Tribun Network, Senin (26/12).
Lalu, jurnal itu juga membeberkan empat dampak dari keterlibatan selebriti dalam pemilu di Indonesia.
Pertama, ketidakpercayaan masyarakat terhadap kompentensi selebriti yang menjadi politisi di dalam lembaga legislatif.
Kedua, masyarakat diwakili oleh selebriti yang memiliki pemahaman tentang ideologi parpolnya yang tidak terlalu baik.
"Ketiga, mengecilkan peluang kandidat lain yang tidak popular namun lebih kompeten daripada selebriti. Keempat, makin banyaknya partai politik yang menggunakan strategi instan merekrut selebriti di dalam pemilu," bunyi kesimpulan jurnal itu.
Kini, menjelang tahun 2023, tentu akan ada kejutan baru dari partai politik dalam merekrut para artis masuk ke dalam politik.
Di mana, bisa saja partai politik kembali merekrut artis yang tengah viral atau memiliki penggemar yang lebih banyak untuk masuk ke dalam partai.
Dalam jurnal yang diterbitkan Program Studi Ilmu Politik, Universitas Brawijaya berjudul Selebritis Menjadi Politisi: Studi tentang Bagaimana Selebritis Menang atau Kalah dalam Pemilu Legislatif karya HB Habibi Subandi dan Ahmad Hasan Ubaid menyebutkan, popularitas sebagai modal utama politisi selebritis.
Di mana, para selebriti memiliki keunggulan pada aspek popularitas jika dibandingkan dengan calon-calon lain dengan latar belakang politisi, birokrat, pengusaha, dan bahkan agamawan.
Keunggulan ini diperoleh dari banyaknya liputan media massa dan media sosial, di mana para selebriti mendapat panggungnya di dunia industri musik dan perfilman.
"Pada pelaksanaan Pemilu, variabel popularitas membantu kandidat selebritis pada saat memasuki masa kampanye. Dengan modal ketenaran ini para politisi selebritis mengawali kampanye dengan baik dan mengungguli calon-calon lainnya yang tidak terlalu dikenal masyarakat."
Terlebih, secara umum pada berbagai event Pemilihan Legislatif atau Pemilihan Kepala Daerah, seorang calon yang terdaftar pada kertas suara akan mengejar tiga variabel penting; yaitu popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas.
Berikut deretan partai politik yang merekrut artis maupun publik figur untuk menghadapi Pemilu 2024, mendatang;
1. Partai Amanat Nasional (PAN).