"Wis diitung jalan sepadane piro (sudah dihitung jalan sepadannya berapa), kudu bangun fly over piro meneh (harus bangun fly over berapa lagi), kudu pelebaran di mana saja (harus ada pelebaran di mana saja),"
"Wis dipetakan semua (sudah dipetakan semua)," ungkap Gibran.
Rencana pembangunan jalan tersebut, kata Gibran, dapat menjadi solusi seperti kajian yang telah dilakukan.
"Ini kalau tidak ditindak lanjuti cuma jadi dokumen tok. Dokumen yang tidak direalisasikan."
"Kita mutusin (memutuskan) sesuatu berdasarkan kajian. Maka jalan lingkar salah satu solusi," lanjut Gibran.
Baca juga: Gibran Bakal Bicarakan Pembangunan Tol Lingkar Timur-Selatan Solo ke Kementerian PUPR
Gibran Bakal Bicarakan ke Kementerian PUPR
Gibran selanjutnya bakal membicarakan rencana pembangunan jalan tol Lingkar Timur-Selatan Solo kepada Kementerian PUPR.
Pasalnya, tiga bupati di sekitar wilayah Solo keberatan akan pembangunan ini.
Mereka di antaranya Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Bupati Klaten Sri Mulyani dan Bupati Karanganyar Juliyatmono.
Alasannya pembangunan jalan tol Lingkar Timur-Selatan Solo ini bakal melewati Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar.
"Ya nanti dibicarakan dulu sama Bina Marga. Ya rapopo (dapat penolakan). Yo mengko dibicarakan (ya nanti dibicarakan)."
"Saya sudah dijadwalkan kok nanti dari Bina Marga."
"Terus dari dirjen-dirjen yang mengurusi jalan tol biar muter ke Sukoharjo, Klaten dan Karanganyar dulu baru ketemu saya," kata Gibran di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (5/1/2023) dikutip dari Kompas.com.
Menurut Gibran, pro kontra dalam sebuah pembangunan infrastruktur, sudah biasa terjadi.