TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya tiga nama diprediksi akan mengisi kursi menteri jika benar NasDem akan terkena reshuffle.
Menurut Pengamat Politik, Agung Baskoro, tiga nama yang dimaksudnya adalah Budiman Sudjatmiko kader PDIP, Erzaldi Rosman kader Gerindra, dan Ahmad Dolly Kurnia kader Golkar.
Agung Baskoro mengungkapkan prediksi ini berdasarkan kuantitatif.
“Secara kuantitatif, kursi atau suara di parlemen, besar kemungkinan kader-kader PDIP, Gerindra, dan Golkar akan menggantikan menteri-menteri Nasdem jika reshuffle jadi dilakukan,” kata Agung Baskoro saat dihubungi, Jumat (13/1/2023).
“Kader PDIP seperti Budiman Sudjatmiko mengemuka. Sementara di sisi Gerindra, muncul figur Erzaldi Rosman dan Golkar, sosok Ahmad Dolly Kurnia patut dipertimbangkan,” sambungnya.
Jauh sebelumnya, Pengamat sekaligus Direktur Politik Perundang-undangan 2Indos, Khalid Akbar, juga menyebut nama Budiman Sudjatmiko sebagai sosok yang berpotensi menjadi menteri baru jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) benar-benar melakukan reshuffle.
Baca juga: Soal Isu Reshuffle NasDem, Pengamat: Presiden Harus Jadi Kepala Pemerintahan, Bukan Kepala Koalisi
Alasannya, latar belakang Budiman sebagai aktivis 1998 dinilai menjadi bukti ia bisa mengurus permasalahan bangsa.
"Kita punya Generasi 1998 yang terbukti memiliki kemampuan dan pengalaman dalam mengurus dan menyelesaikan persoalan bangsa, di antaranya seperti Budiman Sudjatmiko," kata Khalid, Minggu (25/12/2022).
Selain nama Budiman Sudjatmiko, ada dua kader PDIP lainnya yang juga dinilai berpotensi menjadi menteri pengganti NasDem.
Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA), Herry Mendrofa, mengatakan Gubernur Sulawesi Utara, Olly Dondokambey, dan eks Gubernur Bali, I Wayan Koster, layak dipertimbangkan.
“Mungkin dari PDIP ada Gubernur Sulawesi Utara 2 periode, Olly Dondokambey, ada mantan Gubernur Bali I Wayan Koster,” ungkapnya.
NasDem Siap Di-reshuffle
Ketua DPP NasDem, Effendi Choirie atau Gus Choi, mengaku siap jika menteri dari partainya di-reshuffle.
Ia menegaskan pihaknya akan menerima segala konsekuensi atas dukungan partainya pada eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.