TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapal penjaga pantai China dilaporkan terlihat di perairan Natuna.
Merespons hal ini, Kepala Staf TNI Angkatan Laut atau KSAL Laksamana Muhammad Ali menyampaikan, pihaknya menyiapkan tiga atau empat unit Kapal Perang Republik Indonesia untuk menjaga perairan Natuna.
Menurut KSAL, pihaknya akan berkoordinasi dengan Badan Keamanan Laut Republik Indonesia Kementerian Kelautan dan Perikanan mengenai penjagaan Natuna.
Ramai diberitakan kapal Penjaga Pantai China terlihat lalu-lalang di perairan Natuna.
China mengklaim keseluruhan Laut China Selatan, termasuk zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia di utara Kepulauan Natuna, sebagai wilayahnya.
Ali menuturkan, tidak hanya kapal China saja yang berlalu-lalang di Natuna.
Baca juga: KRI Frans Kaisiepo-368 Pimpin Evakuasi Kapal Pengungsi Suriah yang Tenggelam di Laut Mediterania
Ia menyebut terdapat kapal-kapal nelayan dan Penjaga Pantai Vietnam di sana.
Lebih lanjut, Ali menyatakan bahwa pergerakan kapal-kapal tersebut dibolehkan hukum internasional.
"Unsur-unsur kita hanya sebagai preventif. Kita sekarang berkoordinasi dengan unsur-unsur maritim lainnya seperti Bakamla, kemudian KKP; menyiapkan minimal ada tiga atau empat KRI di Natuna," kata Muhammad Ali, Senin (16/1/2023).
Selain sejumlah kapal perang, Muhammad Ali juga mengaku pihaknya akan menambah satu pesawat patroli untuk mengawasi perairan Natuna.
Modernisasi 41 KRI
Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan modernisasi atau refurbishment 41 kapal perang TNI Angkatan Laut akan dilakukan seluruhnya di Indonesia.
Muhammad Ali menegaskan kembali komitmen dukungan TNI AL untuk memprioritaskan galangan-galangan kapal dalam negeri dalam proyek tersebut dan pembangunan kapal-kapal perang yang baru.
Hal tersebut disampaikannya di atas KRI Banda Aceh-593 yang sandar di Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta Utara pada Senin (16/1/2023).
"Untuk 41 kapal semuanya dilaksanakan dalam negeri. Kan kita sudah komitmen bahwa kita akan memprioritaskan semua galangan dalam negeri dan kita libatkan mereka dalam pembangunan kapal perang," kata Muhammad Ali.
Ali mengatakan proses peremajaan kapal-kapal perang tersebut akan dilakukan secara bertahap.
Pada tahap pertama, kata dia, akan diprioritaskan bagi kapal-kapal perang yang telah berusia sangat tua.
"Itu dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan oleh Kementerian Pertahanan adalah 41 kapal. Namun kita akan prioritaskan pada kapal-kapal yang sudah sangat tua dan sudah memang harus diperbaiki, itu yang didahulukan. Mungkin ada delapan dulu," kata dia.
"Dan kita juga menyesuaikan dengan galangan-galangan kapal yang ada di Indonesia baik galangan BUMN maupun galangan-galangan kapal swasta," sambung dia.
Baca juga: Menhan Prabowo dan KSAL Laksamana Muhammad Ali Bahas Penguatan Matra Laut
Proses modernisasi kapal-kapal perang TNI AL tersebut rencananya akan mencakup kapal-kapal perang dengan kelas Fast Patrol Boat (FPB)-57 Class, korvet Parchim Class, korvet Fatahillah Class, Kapal Cepat Rudal (KCR) Class, korvet Sigma Class, dan korvet Bung Tomo Class.
Diberitakan sebelumnya Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menginginkan jumlah KRI TNI AL yang dimodernisasi untuk menjaga wilayah laut Indonesia ditambah.
Hal tersebut disampaikannya saat memberikan pengarahan kepada jajaran pejabat Eselon I dan II di Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Senin (2/1/2023).
“Dari 41 kapal perang ini, mungkin bisa bertambah menjadi 43 hingga 44 KRI,” kata Prabowo dalam Press Release Tim Media Prabowo Subianto pada Selasa (3/1/2023).
Ia pun juga meminta jajarannya berkomunikasi dengan Mabesal terkait hal tersebut.
Baca juga: Panglima TNI Yudo Margono Resmi Serahkan Jabatan KSAL ke Laksamana Muhammad Ali Hari Ini
Prabowo meminta agar tidak ada penghambatan secara birokratis terkait proses tersebut.
"Tolong approach Mabesal. Tolong, yang sudah tidak bisa operasional, segera masuk dock. Jangan ada penghambatan birokratis," kata Prabowo.