TRIBUNNEWS.COM - Praxion, obat sirup anak yang mengakibatkan gagal ginjal akut kembali ramai menjadi perbincangan.
Sebelumnya, kasus tersebut sempat ramai pada tahun 2022 karena risiko obat sirup itu bisa menyebabkan gagal ginjal.
Kemudian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mendapatkan laporan kasus baru kembali mengenai Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA).
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kemenkes RI, M Syahril.
“Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek” ujar Syahril, dikutip dari Wartakotalive.com, Senin (6/2/2023).
Syahril menyampaikan bahwa dua kasus itu dilaporkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta.
Baca juga: Hasil Pengujian BPOM, Satu Lagi Obat Sirup Dinyatakan Aman dari EG dan DEG
Lantaran hal tersebut, Syahril meminta agar Dinkes pemerintah daerah lain turut aktif memantau pasien dengan gejala GGAPA.
Kemudian segera dirujuk ke rumah sakit yang telah ditunjuk Kemenkes RI untuk menangani pasien dengan gejala tersebut.
Kasus Baru yang Dilaporkan
Syahril mengungkapkan bahwa kasus konfirmasi GGAPA yang baru adalah anak berusia satu tahun yang mengalami demam kemudian diberikan obat penurun panas merek Praxion.
"Satu kasus konfirmasi GGAPA merupakan anak berusia satu tahun, mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023 dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merek Praxion," ucap Syahril.
Kemudian pada 28 Januari 2023, pasien mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (Anuria).
Lalu dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta Timur untuk dilakukan pemeriksaan.
Pasien tersebut diketahui mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Adhyaksa pada tanggal 31 Januari 2023.
"Dikarenakan ada gejala GGAPA maka direncanakan untuk dirujuk ke RSCM, tetapi keluarga menolak dan pulang paksa," kata Syahril.
Kemudian pada tanggal 1 Februari 2023, pasien dirujuk ke RSCM untuk mendapatkan perawatan intensif sekaligus terapi fomepizole.
"Namun tiga jam setelah di RSCM pada pukul 23.00 WIB pasien dinyatakan meninggal dunia," ujarnya.
Kasus Suspek
Syahril menambahkan, bahwa kasus lain yang dilaporkan masih merupakan suspek dan anak tersebut dikonfirmasi berusia tujuh tahun.
Pada tanggal 26 Januari 2023, gejala yang dialami adalah demam, kemudian mengonsumsi obat penurun panas berupa sirup yang dibeli secara mandiri.
Kemudian, pada tanggal 30 Januari 2023 mendapatkan obat penurun deman tablet dari puskesmas.
"Lalu, tanggal 1 Februari 2023, pasien berobat ke klinik dan diberikan obat racikan. Satu hari setelahnya dirawat di RSUD Kembangan, Jakarta Barat. Kemudian dirujuk, dan saat ini masih menjalani perawatan di RSCM Jakarta," ungkap Syahril.
Syahril menyampaikan, bahwa saat ini masih dilakukan pemeriksaan terhadap pasien yang sedang dirawat.
BPOM Hentikan Sementara Produksi dan Distribusi Obat
Syahril mengungkapkan bahwa untuk sementara waktu, dalam rangka kehati-hatian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengeluarkan perintah penghentian sementara produksi dan distribusi obat yang dikonsumsi pasien hingga investigasi selesai dilakukan.
Terkait dengan perintah tersebut, industri farmasi pemegang izin edar obat itu telah melakukan voluntary recall atau penarikan obat secara sukarela.
Syahril pun memastikan BPOM sudah melakukan investigasi atas sampel produk obat dan bahan baku, baik dari sisa obat pasien, sampel dari peredaran dan tempat produksi, serta telah diuji di laboratorium Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN).
Mengenal Obat Praxion
Dikutip dari Tribunjakarta.com, Praxion merupakan obat sirup anak yang diproduksi oleh PT Pharos Indonesia.
Mengutip dari Praxionindonesia.com, obat jenis Praxion memiliki tiga varian yang berbeda.
Ada Praxion Sespensi 120 mg/5 ml merupakan obat deman dan pereda nyeri untuk anak dengan kandungan Paracetamol Micronized 120 mg/5 ml dengan kemasan warna oranye.
Baca juga: Kemenkes Sebut Sekitar 100 Obat Sirup Masih Diteliti terkait Gangguan Ginjal Akut pada Anak
Kemudian Praxion Forte Suspensi 250 mg/5 ml, merupakan obat deman dan pereda nyeri untuk anak dengan kandungan Paracetamol Micronized 250 mh/5 ml dengan kemasan warna hijau kebiruan.
Terakhir ada Praxion Suspensi Drops 100 mg/ml, merupakan obat deman dan pereda nyeri untuk anak dengan kandungan Paracetamol Micronized 100 mg/ml dengan kemasan warna hijau.
(Tribunnews.com/Rifqah) (Wartakotalive.com/Leonardus Wical Zelena Arga) (Tribunjakarta.com)