News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ramadan 2023

Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 23 Maret 2023, Lebaran Kemungkinan Beda dengan Pemerintah

Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Umat Islam menunaikan ibadah Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1443 H di Gumuk Pasir, Parangtritis, Yogyakarta, Senin (2/5/2022). Masyarakat terlihat antusias menguikuti pelaksanaan Shalat Ied pada tahun ini pasalnya hampir dua tahun belakang umat muslim tidak melaksanakan shalat Ied secara berjamaah di Gumuk Pasir. Seperti diketahui Umat Islam di seluruh Indonesia melaksanakan Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1443 H secara serentak sesuai dengan jadwal yang ditentukan pemerintah. Tahun ini Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menetapkan 1 Ramadan 144 H jatuh pada Kamis, 23 Maret 2023, dan 1 Syawal 1444 H jatuh pada Jumat, 21 April 2023. Tribunnews/Jeprima

Menurutnya, perbedaan adalah hal yang biasa sehingga jangan dianggap sebagai sumber perpecahan.

Umat Islam menunaikan ibadah Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1443 H di Gumuk Pasir, Parangtritis, Yogyakarta, Senin (2/5/2022). Masyarakat terlihat antusias menguikuti pelaksanaan Shalat Ied pada tahun ini pasalnya hampir dua tahun belakang umat muslim tidak melaksanakan shalat Ied secara berjamaah di Gumuk Pasir. Seperti diketahui Umat Islam di seluruh Indonesia melaksanakan Shalat Idul Fitri 1 Syawal 1443 H secara serentak sesuai dengan jadwal yang ditentukan pemerintah. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

”Jangan juga dijadikan sumber yang membuat kita umat Islam dan warga bangsa lalu retak, karena ini menyangkut ijtihad yang menjadi bagian denyut nadi perjuangan perjalanan sejarah umat Islam yang satu sama lain saling paham, menghormati dan saling menghargai,” imbuhnya.

Kesempatan berjumpa dengan Ramadan dan Syawal 1444 H, sambung Haedar, harus dimanfaatkan sebagai momen ibadah agar lebih dekat dengan Allah SWT, berbuat baik dalam kehidupan, dan membangun diri sebagai mukmin yang lebih baik dari sebelumnya.

Guru Besar Sosiologi itu juga meminta agar perbedaan yang dimiliki menjadi kekuatan bagi muslim secara pribadi dan umat Islam secara kolektif.

Bagi warga Muhammadiyah, ia meminta agar tidak perlu khawatir atas maklumat penetapan tersebut. Sebab kata Haedar, hal itu dibangun atas dasar keilmuan dan keislaman yang kokoh.

”Muhammadiyah dengan hisab wujudl hilal yang dipedomaninya itu sangat kokoh dengan dasar Al Qur’an, hadis nabi yang kuat ditambah ijtihad. Sehingga pengambilan keputusan itu sungguh memiliki dasar keagamaan yang kuat. Jadi bukan hanya dan tidak betul kalau itu bersifat rasionalitas ilmu semata-mata,” kata Haedar.(tribun network/dod)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini