Kedua, meski selalu berperan penting dalam setiap peristiwa politik di Tanah Air, namun secara politik NU kerap ditinggal ketika berbicara pembagian kekuasaan.
"Dalam setiap Pemilu, suara NU selalu laku di pasaran para Caleg mapun kandidat di eksekutif, namun setelah itu NU sering ditinggalkan. Pengecualian adalah sosok KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang berhasil menjadi Presiden RI ke-4," ucap dia.
Ketiga, pesantren berhasil eksis hingga saat ini, namun masih kental asumsi bahwa pesantren hanya melahirkan ulama yang menguasai kitab kuning dan memimpin tahlil atau ritual keagamaan.
Ke depan, sesuai dengan tantangan poin pertama dan kedua di atas, pesantren harus mulai memikirkan kurikulum yang berorientasi pada penguasaan teknologi informasi bagi para santrinya.
Keempat, meski telah berkembang pesat dan kaum nahdliyyin tersebar di mana-mana, namun basis massa NU tetap adalah warga pedesaan sebagaimana Islam tradisional berada.
"Secara ekonomi, masih berada di kelas menengah ke bawah sehingga pekerjaan besar ke depan adalah menciptakan para saudagar baru di NU," pungkasnya.