"10 tahun sistem UKT diterapkan, perlawanannya di berbagai kampus terjadi di mana mana. Sekarang giliran Nadiem yang mutus rantai roda bisnis kotor ini," tegasnya.
Baca juga: UNY Bergerak: 1.045 Mahasiwa UNY Mengaku Keberatan Besaran UKT, 585 Mahasiswa dari Jalur Mandiri
Sehingga, kata Genta, jika Nadiem tidak menyelesaikan permasalahan UKT ini, maka dianggap sebagai 'pemain' dalam kasus ini.
Dirinya juga mengungkapkan apabila tudingannya terbukti benar maka aksi yang digelar esok merupakan awal untuk aksi lebih besar bagi korban UKT di Indonesia.
"Desakan publik dibutuhkan untuk akses pendidikan yang lebih luas dan merata," katanya.
Sebelumnya, masalah UKT menjadi perbincangan publik ketika cerita dari mahasiswi jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY angkatan 2020 berinisial R yang berjuang demi melunasi biaya UKT.
Adapun kisah tersebut diceritakan oleh Ganta sendiri melalui akun Twitter pribadinya, @rgantas.
Bahkan, dalam kisah yang dituliskan, R sampai dibantu guru-guru di sekolahnya demi melunasi UKT semester pertama.
Pada semester, kedua Dosen Pembimbing Akademik (DPA) kepala jurusan, dan rekan-rekannya patungan untuk dapat melunasi UKT R.
Baca juga: Daya Tampung UNY dalam SNPMB 2023, Khusus S1: 7 Fakultas
Sementara R sampai harus bekerja paruh waktu untuk membantu keluarganya dalam melunasi UKT.
Sedangkan keluarga rela untuk berhutang demi kuliah R.
Singkat cerita, R pun cuti kuliah agar bisa bekerja.
Namun, masih menurut cuitan tersebut, R dikabarkan meninggal dunia akibat penyakit hipertensi yang dideritanya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)