2. Cari Pilot Susi Air, Anggota Komisi I DPR Dorong Pemerintah Gunakan Alat Lacak Digital Milik Polri
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, mendorong aparat keamanan menggunakan alat digital milik Polri untuk mendeteksi keberadaan pilot pesawat Susi Air, Kapten Philips Max Marthin, yang hilang kontak di Papua.
Keberadaan Kapten Philips Max Marthin masih belum diketahui pasca-pembakaran pesawat Susi Air yang dilakukan di Bandara Distrik Paro, Nduga, Papua oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Dalam rangka melacak geberadaan sang pilot, Sukamta mengatakan alat pelacak digital milik Polri bisa digunakan.
Baca juga: Jelang Vonis Ferdy Sambo: Ini Kronologi Pembunuhan Brigadir J, Peran Para Terdakwa & Daftar Tuntutan
Alat digital tersebut menurut Sukamta pernah diungkapkan Menkopolhukam Mahfud MD.
Diketahui, MenkoPolhukam, Mahfud MD, beberapa waktu lalu cukup antusias ketika Polri mampu melacak dan menemukan keberadaan seorang Tenaga Kerja Wanita yang sedang dalam kesulitan di Arab Saudi.
TKW tersebut mendapat perhatian serius dari Mahfud MD saat yang bersangkutan menceritakan kondisinya di Arab Saudi melalui saluran video YouTube.
Mahfud MD sangat antusias dengan kecanggihan alat digital milik Polri yang bisa menemukan TKW/PMI asal Indonesia di Arab Saudi.
3. Pengamat Sebut Isu Utang Rp 50 Miliar Anies Baswedan Bagian dari Serangan Sporadis Politik
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai terkuaknya hutang Rp 50 miliar Anies Baswedan merupakan bagian dari serangan sporadis politik.
Menurut Adi, isu tersebut mencuat setelah sebelumnya bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan itu dikritik tidak pamitan kepada Prabowo Subianto.
"Saya kira soal 50 miliar itu adalah bagian dari serangan sporadis politik ke Anies karena sebelumnya yang bersangkutan dikritik sebagai orang yang tidak pamitan ke Prabowo Subianto untuk maju Pilpres," kata Adi kepada Tribunnews.com, Minggu (12/2/2023).