News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Reshuffle Kabinet

Kinerja Kurang Maksimal, Pengamat Anggap Wajar jika Publik Ingin Menteri NasDem Direshuffle

Penulis: Naufal Lanten
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Politisi senior Zulfan Lindan, saat ditemui usai acara diskusi politik Populi, di Jakarta Selatan, Senin (13/2/2023). Ia menilai wajar jika publik ingin Presiden Jokowi lakukan reshuffle kabinet.

Laporan Reporter Tribunnews.com, Naufal Lanten

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi senior Zulfan Lindan merespons soal hasil survei Populi Center yang menyebutkan bahwa mayoritas publik ingin Presiden Joko Widodo melakukan kocok ulang kabinet atau reshuffle terhadap meneteri-menteri dari NasDem.

Menurutnya, keinginan masyarakat itu merupakan hal yang wajar. Terlebih jika kinerja dari para menteri tersebut dinilai kurang maksimal.

“Kalau saya melihat wajar aja lah. Ya kalau memang kinerjanya jelek nggak ada masalah direshuffle yakan,” kata Zulfan Lindan selepas rilis survei Populi Centeri di kawasan Jakarta Selatan, Senin (13/2/2023).

Terlebih lagi, sambung dia, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate yang bakal diperiksa di kasus korupsi penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung 2, 3, 4 dan 5 BAKTI Kominfo.

“Kita kan gatau selanjutnya akan seperti apa, kemudian sama saja dengan menteri pertanian NasDem misalnya,” ujarnya.

Baca juga: Jokowi Diperkirakan Tetap Melakukan Reshuffle Kabinet Sebelum Lebaran, Mungkin 8 Maret 2023

Menurutnya, Presiden Jokowi punya mekanisme tersendiri dalam menilai kinerja para pembantunya tersebut dalam periode akhir masa jabatanya ini.

Kendati demikian, Zulfan menilai reshuffle ini masih masuk ke dalam kategori wajar jika dilakukan di luar konteks politis.

“Saya kira satu hal yang wajar apa yang dilakukan Pak Jokowi seandainya Pak Jokowi mau melakukan reshuffle tapi bukan atas dasar politik tetapi memang kinerja kebetulan umpamanya ada case politik kan,” tuturnya.

Mayoritas Publik Ingin Menteri Nasdem Direshuffle

Lembaga survei Populi Center merilis hasil survei terkait keinginan publik terhadap keputusan pemerintah melakukan kocok ulang atau reshuffle kabinet.

Hasilnya, mayoritas publik dalam survei ini menginginkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan reshuffle terhadap menterinya.

Di sisi lain, selisih jumlah responden yang setuju dan tidak setuju tidak terpaut terlalu jauh.

“Sebanyak 42,2 persen menginginkan adanya reshuffle kabinet, sementara yang menjawab sebaliknya sebesar 40,2 persen,” kata Peneliti Populi Center Nurul Fatin Afifah, Senin (13/2/2023).

Kemudian responden yang menjawab perlu ada reshuffle kabinet itu kembali ditanya soal sosok yang paling layak untuk lengser dari kursi menteri.

Hasilnya, nama-nama menteri dari Partai Nasdem paling banyak dipilih oleh responden untuk diganti.

Mereka adalah Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dengan angka 14,4 persen dan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate 10,9 persen.

“Sementara Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim yang berasal dari kalangan profesional, memuncaki daftar teratas menteri yang layak untuk diganti dengan 16 persen,” katanya.

Baca juga: Isu Reshuffle Padam, Kini Surya Paloh Disebut Salah Perhitungan Deklarasikan Anies Jadi Capres

Nama lan yang muncul adalah Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahaladia dengan angka 9,5 persen dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehitanan (Menteri LHK) Siti Nurbaya Bakar dengan angka 7,1 persen.

Sementara itu, menteri-menteri lain di kabinet Jokowi tak banyak diusulkan untuk direshuffle dengan angka 3,8 persen.

Selanjutnya ada sebanyak 38,8 responden menolak untuk menjawab.

Sebagai informasi, survei Populi Center dilakukan di 120 kelurahan tersebar di 38 provinsi di Indonesia.

Survei tersebut dilakukan mulai tanggal 25 Januari 2023 hingga tanggal 2 Februari 2023.

1.200 responden survei dipilih secara acak bertingkat, dengan margin of error 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini