TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keberadaan Dosen Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Ahmad Munasir Rafie Pratama (AMRP) terdeteksi berada di Boston, Amerika Serikat.
Diketahui Ahmad Munasir sebelumnya sempat dikabarkan menghilang saat perjalanan dari Turki ke Indonesia.
Dosen UII Yogyakarta tersebut dikabarkan hilang kontak setelah mengikuti kegiatan mobilitas global di University of South-Eastern Norway (USN).
Dia diduga hilang saat bersama dengan empat orang tim UII, termasuk Rektor UII Fathul Wahid berkunjung ke USN untuk mempererat kerja sama kedua universitas pada 5 sampai 12 Februari 2023.
Lalu kenapa Ahmad Munasir bisa terdeteksi berada di Boston?
Baca juga: Dosen UII Matikan Semua Alat Komunikasi, Irjen Krishna Murti: Hanya Dia Sama Tuhan yang Tahu
Berikut sejumlah fakta yang dihimpun Tribunnews.com;
1. Ubah Rute Perjalanan
Kepala Divhubinter Polri Irjen Krishna Murti menyatakan Ahmad Munasir Rafie Pratama tidak hilang sebagaimana beredar di media sosial.
"Yang bersangkutan tidak hilang," ujar Irjen Krishna Murti kepada wartawan, Senin (20/2/2023).
Krishna menyampaikan bahwa doaen UII tersebut merubah rute tanpa memberitahu kepada pihak manapun.
"Tapi mengubah rute tanpa beri tahu siapapun," katanya.
Ia kini terlacak di Boston, Amerika Serikat.
Baca juga: Ubah Rute Penerbangan, Dosen UII yang Dikabarkan Hilang Sudah Pesan Tiket ke Boston sejak di Jakarta
Namun misi, alasan, maupun motif Ahmad Munasir bertolak ke Amerika Serikat masih belum diketahui.
Berdasarkan informasi yang diterima oleh keluarga melalui UII dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI), Ahmad Munasir terdeteksi masuk Amerika Serikat melalui Bandara Boston pada 13 Februari 2023.
Temuan ini didasarkan pada data dari United States Customs and Border Protection (US CBP).
"Saya dapat dari Hubinter, Hubinter melakukan komunikasi dengan Kemenlu kemudian dengan atase Kepolisian bahwa posisi terakhir yang bersangkutan ada di Boston USA," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan, Senin (20/2/2023).
Baca juga: Dosen UII yang Dikabarkan Hilang Dinilai Bukan Sedang Menjalankan Misi Intelijen
Dedi menyatakan, ada peralihan penerbangan yang dilakukan oleh Munasir yang seharusnya dari penerbangan dari Istanbul, Turki menuju Jakarta.
"Jadi ada peralihan penerbangan yang seharusnya yang bersangkutan ada di Istanbul menuju Jakarta tapi yang bersangkutan mengalihkan penerbangan dari Istanbul langsung ke Boston US ini terpantau terakhir yang bersangkutan ada di Boston US," jelas Dedi.
Lebih lanjut, Dedi menambahkan bahwa pihaknya pun langsung berkomunikasi dengan KBRI di AS untuk mencari keberadaan Munasir.
"Nanti dari KBRI yang ada di Amerika yang akan berkomunikasi kita punya atase Kepolisian juga dalam penyidikan nanti yang akan membangun komunikasi," katanya.
2. Sudah 8 Kali ke Amerika
Irjen Krishna Murti mengungkap Ahmad Munasir sudah sering ke Amerika Serikat.
"Yang bersangkutan ke Amerika selama beberapa tahun terakhir, kurang lebih delapan kali kita dapatnya. (Gelar) Phd-nya juga kan di Amerika," kata Krishna di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Selasa (21/2/2023).
Baca juga: Polri: Dosen UII Yogyakarta Telah Pesan Tiket ke Boston Sebelum Berangkat dari Jakarta
Hal tersebut dilakukan pihaknya setelah melakukan koordinasi dengan semua KBRI, baik di Ankara, Oslo, maupun Amerika Serikat.
"Itu ada bukti otentik juga bahwa yang bersangkutan masuk ke Boston tanggal 13 Februari, dan itu dikeluarkan oleh CBP (custom and border protection) Amerika, bahkan kita punya list keluar masuk," kata dia.
3. Ganti Pesawat Saat Transit di Turki
Krishna mengatakan bahwa Ahmad memang berpisah dari rombongan di Turki dan keluar untuk berganti pesawat.
"Kalau dia transit harus ganti pesawat kan dia harus keluar dulu, keluar, karena dia tidak boarding, barangnya dikeluarkan, dia ambil barang, dia check in lagi," kata dia
Untuk itulah, Krishna mengatakan temuan pihaknya yakni Ahmad mengganti rute dan sampai saat ini masih berada di Boston, Amerika Serikat.
"Perjalanan dengan rutenya adalah Boston Amerika, dengan kepentingan yang kita tidak tahu. Sementara kita menganggap demikian," kata dia.
Meski demikian, Krishna menyarankan agar Ahmad segera kembali pulang ke keluarganya, karena ternyata kabar tentang dirinya sudah ramai diberitakan.
"Nah sekarang tinggal yang bersangkutan saja, kalau beritanya ramai dan dicari keluarga ya pulanglah begitu, atau kalau ada apa-apa," katanya.
4. Pesan Tiket Saat di Jakarta
Irjen Krishna Murti pun mengungkapkan dari hasil koordinasinya dengan berbagai pihak, ternyata Ahmad telah memesan tiket ke Amerika.
"Ada bukti elektronik yang bersangkutan memesan pesawat Istanbul-Boston sebelum berangkat dari Jakarta, baru ditemukan, setelah katanya hilang," kata Khrisna di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Selasa (21/2/2023).
Krishna mengatakan ketika Ahmad melakukan check ini dari Istanbul menuju Amerika Serikat, semua komunikasi telah dia matikan.
"Setelah masuk Amerika, kita juga sudah dapat nomor Amerikanya dia tapi enggak nyala. Tapi kan beli nomor di Amerika gampang, saya rasa cuma ngasih passport," kata Krishna.
Untuk itu, Krishna mengatakan bahwa Ahmad tidak hilang, tetapi mengubah rute.
"Dia bukan menghilang. Nanti tahu-tahu pulang dalam kondisi apa, sementara satu Indonesia sudah heboh. Jadi sementara kita menganggap beliau merubah rute perjalanan dengan rutenya adalah Boston, Amerika, dengan kepentingan yang kita tidak tahu. Sementara kita menganggap demikian," katanya.
5. Polri Tak Minta Interpol Terbitkan Yellow Notice
Irjen Krishna Murti menjelaskan alasan tak diterbitkannya yellow notice (peringatan kepada polisi global untuk orang hilang) soal kabar tak terlacaknya Ahmad Munasir.
Krishna mengatakan yellow notice tidak diterbitkan oleh Polri, melainkan Interpol setelah ada koordinasi dengan Polri.
Krishna mengatakan untuk menerbitkan yellow notice, harus ada syarat yang dipenuhi
"Dan salah satunya adalah ada laporan polisi. Nah keluarga belum membuat laporan ke polisi kan, dan kemudian dari laporan polisi itu di laporan investigasi baru dikirim ke divisi hubungan internasional untuk ditindaklanjuti ke interpol. Nah nanti baru interpol menyebarkan informasi orang hilang ke seluruh dunia," kata Krishna.
Jika semua kasus seperti Ahmad ini kemudian diterbitkan yellow notice, Krishna tak bisa membayangkan berapa banyak yellow notice itu, karena kasus serupa sangat banyak.
"Salah satu indikator yang harus diperhatikan adalah perginya seseorang itu voluntary atau unvoluntary. Kalau voluntary kan sukarela, kalau unvoluntary dia hilang dengan kondisi-kondisi yang di luar dirinya. Nah ini kan kondisi-kondisi yang ada di dirinya," kata dia.
"Pun kalau dibuatkan atau dikirimkan permohonan yellow notice karena yang keluarkan yellow notice itu Interpol bukan kami, kami memohon dan kami tahu bahwa itu kemungkinan besar akan ditolak kecuali indikatornya memenuhi," kata dia.
Berikut kronologi lengkap Ahmad Munasir Rafie Pratama diduga hilang seperti dikutip dari Tribun Jogja, Sabtu (18/2/2023).
- Terakhir Bertemu
Dikutip dari laman uii.ac.id, tim terakhir bertemu dengan Ahmad Munasir di Oslo Norwegia pada 11 Februari 2023 malam.
Ketika itu, tim terbagi dalam tiga penerbangan berbeda dan sang dosen tersebut kembali ke Indonesia sendirian melalui Istanbul Turki.
Rencananya, Ahmad Munasir akan menempuh rute perjalanan Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta. Namun, dia tidak berbagi informasi penerbangan detail istrinya dan kolega di UII.
- Lewat Bandara Oslo, Norwegia
Tim UII terdiri dari empat orang, termasuk Prof. Fathul Wahid, Rektor UII mengunjungi USN.
Kunjungan itu untuk mempererat kerja sama kedua universitas dengan dukungan pendanaan dari Uni Eropa, melalui skema Erasmus+.
Prof. Fathul Wahid berjumpa terakhir dengan Ahmad di Oslo, Norwegia pada malam 11 Februari 2023.
- Tim terbagi dalam tiga penerbangan berbeda
Tim terbagi dalam tiga penerbangan berbeda. Ahmad sendirian dalam penerbangan kembali ke Indonesia, melalui Istanbul, Turki.
Menurut rencana yang tersampaikan secara lisan, rute perjalanannya adalah Oslo-Istanbul-Riyadh-Istanbul-Jakarta.
Perjalanan ke Riyadh dilakukan, karena sebagian tiket dibayar oleh panitia konferensi di Arab Saudi yang mengharuskan rute tersebut.
- Keluarga tidak diberi kabar
Sebelum ke Oslo, Ahmad memberikan pidato kunci pada konferensi internasional yang digelar di Riyadh.
Ahmad mengirimkan pesan terakhir kepada istrinya pada 12 Februari 2023 siang, beberapa saat sebelum menaiki pesawat ke Istanbul yang berbunyi ‘menunggu boarding’.
Sejak saat itu, Ahmad tidak pernah mengirimkan pesan lagi. Beragam upaya mengontak melalui beragam kanal daring, termasuk email, diupayakan, tetapi belum satupun yang direspons oleh Ahmad.
- Harusnya mendarat di Jakarta 16 Februari 2023
Menurut informasi lisan yang diberikan AMRP dan dikuatkan dengan pesan WhatApp kepada istrinya, Ahmad seharusnya mendarat di Jakarta pada 16 Februari 2023 jam 18.00.
Adik Ahmad menunggu di pintu kedatangan dan tidak mendapati yang bersangkutan.
Setelah melakukan konfirmasi ke Angkasa Pura, nama AMRP tidak ada dalam manifes penerbangan tersebut.
- Pihak kampus mencari
UII telah berupaya menghubungi banyak pihak untuk membantu.
UII telah menyampaikan informasi ini kepada KBRI di Norwegia dan Turki, termasuk mengontak panitia konferensi di Jeddah yang memesankan tiket penerbangan.
UII juga telah menghubungi Turkish Airline di Oslo untuk memastikan bahwa AMRP telah naik pesawat. Keluarga AMRP sudah melaporkan ke kepolisian secara resmi.
Karena ketiadaan nomor referensi pemesanan tiket, pelacakan tidak mudah dilakukan.
- Ada jejak aktivitas daring di Turki
Pelacakan juga dilakukan dengan memindai aktivitas daring.
Terdapat jejak aktivitas daring di Turki pada 13 Februari 2023 sekitar pukul 03.00 dan 08.00.
Setelah itu, tidak ada jejak daring yang dapat dilacak.
Saat ini, pihak UII masih menunggu informasi dari kantor Turkish Airline di Jakarta untuk membantu memastikan kota persinggahan terakhir.
UII terus melacak dengan berbagai cara dan berkoordinasi dengan banyak pihak.
UII memohon doa dari seluruh pihak agar keberadaan Ahmad segera diketahui, dalam kondisi sehat dan baik.
UII mengimbau kepada para pihak yang memiliki informasi terkait keberadaan AMRP untuk menghubungi nomor WhatsApp Humas UII 0821 3173 7773. (Tribunnews.com/ Laras/ Reza Deni/ Igman)