Masih dalam talkshow tersebut, Ekonom Afutami bilang bahwa jumlah populasi masyarakat bumi meningkat hingga lima kali lipat dari 1,6 miliar penduduk hingga 7 miliar pada tahun ini.
Hal ini juga memicu membengkaknya jumlah konsumsi penduduk bumi hingga 1.100 persen.
“Artinya yang kita konsumsi hari ini kemungkinan bukan hanya berdasarkan yang kita butuhkan. Tapi bisa jadi kita konsumsi kebih banyak hal-hal yang kita gak butuh-butuh banget,” kata dia.
Bahkan, sambung Afutami, pada 203 mendatang kemungkinan manusia membutuhkan dua buah bumi untuk menampung jumlah konsumsi masing-masing individu.
Untuk itu, ia menilai diskusi perihal perubahan pola konsumsi manusia ini menjadi penting untuk dibahas.
Menurut dia, setiap individu perlu meminimalisir tindakan konsumtif hanya sesuai dengan kebutuhan saja.
“Sesimple kita pikirin dulu sebelum kita beli sesuatu, ada kebutuhannya atau enggak, ada ga cara untuk memenuhi kebetuhan tidak dengan beli, tapi dengan step lain,” kata Afutami.
Sementara Dokter sekaligus content creator dr. Farhan Zubaedi bicara dampak concius concumption pada aspek kesehatan.
Hal ini, kata dia, bisa dimulai dari hal kecil seperti memeriksa komposisi produk makanan atau minuman sebelum membeli.
Farhan mengatakan bahwa berdasarkan fakta yang ada, sejumlah penyakit dapat dipicu dari makanan atau minuman yang dikonsumsinsehari-hari.
Bahkan, lanjut dia, badan kesehatan dunia (WHO) pun menganggap perubahan pola konsumsi publik menjadi fokus penting agar dapat diminimalisir di kemudian hari.
“Di situlah oentingnya concius concumption, kita sadar apa yang kita makan apa yang kita minum setiap hari,” ujarnya.
Kemudian Content creator Gerald Vincent membahas concius concumption dari kacamata digitalisasi informasi.
Umumnya kalangan muda, kata dia, kerap mengunggah keseharian di sosial media.