TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satrio terhadap David, anak dari petinggi Banser berbuntut panjang.
Belakangan harta ayah Mario Dandy Satrio, Rafael Alun Trisambodo satu per satu terkuak.
Rafael Alun Trisambodo adalah pejabat Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang kini telah mengundurkan diri dari ASN buntut kasus penganiayaan yang dilakukan anaknya, Mario Dandy.
Rafael ternyata memiliki harta yang mencurigakan.
Baca juga: KPK Minta Rafael Alun Trisambodo Bawa Semua Bukti Kepemilikan Harta Benda pada Rabu 1 Maret 2023
Harta kekayaannya diketahui mencapai Rp 56 miliar.
Harta kekayaan Rafael Alun Trisambodo ini ramai menjadi perbincangan usai anaknya Mario Dandy Satriyo (20) menganiaya anak petinggi GP Anshor, David (17).
Kekayaan Rafael Alun tersebut hanya kalah Rp 1,9 miliar dari harta Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mencapai Rp 58 miliar.
Selain memiliki harta yang fantastis, Rafael Alun juga memiliki rumah properti di sejumlah daerah.
Penelusuran Tribun, Rafael memiliki rumah mewah di Manado.
Dia juga punya rumah mewah lainnya yang berlokasi di Yogyakarta.
Berikut kondisi rumah mewah milik Rafael Alun hingga kesaksian lurah, kepala lingkungan dan warga sekitar di lokasi rumah milik Rafael.
Rumah Mewah di Manado Rampung Dibangun 2011
Melansir dari Tribunmanado, Senin (27/2/2023), Rafael Alun punya rumah mewah yang didominasi cat putih.
Rumah mewah itu berada di Kelurahan Kleak, Lingkungan 5, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.
Baca juga: Klarifikasi Harta Kekayaan, KPK Panggil Rafael Alun Trisambodo Rabu Pekan Ini
Menurut keterangan Lurah Kelurahan Kleak Donvito Fourzany, pajak bumi bangunan (PBB) rumah mewah tersebut hanya Rp 300 ribu per tahun.
Hal itu disebabkan belum diadakannya pergantian nama antara pemilik lama dan baru.
"Akibatnya pemilik baru membayar dengan nilai sesuai ukuran rumah lama," kata dia, Senin (27/2/2023).
Menurut taksirannya, nilai pajak rumah itu lebih tinggi dari Rp 300 ribu.
Namun ia enggan membeber jumlah semestinya.
"Untuk jumlah pastinya harus ada taksirannya dari Bapenda," katanya.
Sementara itu Ketua lingkungan V, Deasy Siwu menuturkan, harusnya pemilik baru langsung melapor saat pembelian rumah tersebut ke Bapenda agar ada penyesuaian nilai pajak.
Ia menuturkan, rumah tersebut tercatat atas nama Ernie Torondek.
Sedangkan pemilik lama bernama Rasid.
Baca juga: Tunggu Kejutan dari Kubu David, Teman Wanita Mario Berpotensi Jadi Tersangka Baru ?
Dikatakannya, keluarga Rafael membeli rumah itu 2009, membangunnya dan rampung pada sekira 2011.
"Seingat saya rumah penghuni sebelumnya juga besar tapi tak semewah saat ini," kata dia.
Ia menuturkan, rumah itu hanya dijaga oleh dua orang dari Jawa.
Ernie jarang disana. Seorang saudara Ernie pernah menginap di sana.
"Sepengetahuan saya hanya sekali Ernie datang yakni saat naik rumah baru," kata dia.
Orang yang menjaga rumah Ernie sangat rajin bayar uang sampah.
"Kalau mau bayar biasanya mereka telepon ke kantor dan dari kantor transfer ke mereka," kata dia.
Rumah Megah Rafael di Yogyakarta Dibeli Tahun 2016
Tak hanya satu, Rafael juga mempunyai rumah yang berada di kawasan Timoho, Kota Yogyakarta, DI Yogyakarta.
Rumah tersebut berada di Jl Ganesha 2/12, Kelurahan Muja Muju, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Dikutip TribunJogja.com, rumah Rafael terlihat lebih megah jika dibandingkan dengan rumah-rumah tetangga.
Baca juga: Shane, Teman Mario Si Anak Pejabat Pajak Akan Hadirkan Dua Saksi Meringankan Soal Kasus Penganiayaan
Sugiarto selaku pengurus RT setempat mengatakan, lahan tempat rumah Rafael dibeli pada kisaran tahun 2016 lalu.
Menurut Sugiarto, rumah mewah tersebut mempunyai luas tanah 2.000 meter persegi.
Sementara rata-rata rumah di komplek setempat hanya berdiri di lahan dengan luas 300-400 meter persegi.
"Dulu pas mau membangun juga datang ke sini, istilahnya minta izin dulu, kan, datang sama ibunya waktu itu," tandas Sugiarto, Senin (27/2/2023).
Setelah berdiri, Rafael dan keluarga jarang terlihat di rumah tersebut.
Sugiarto menyebut, terakhir bertemu dengan Rafael adalah saat diundang dalam acara pemberkatan rumah, beberapa saat sebelum pandemi.
"Paling datang ke sini cuma pas hari-hari besar, hari libur saja. Jarang juga (sosialisasi sama warga) itu, paling cuma pembantunya yang sering ke sini, kalau membayar iuran, iuran sampah," ujarnya.
Ia juga meyebutkan, mereka yang datang ke rumah langsung masuk ke dalam dan berganti-ganti mobil.
"Kalau datang juga pakai mobil, langsung masuk ke dalam. Mobilnya gonta-ganti juga, jadi nggak tahu itu yang datang Pak Alun, atau anak-anaknya, langsung masuk ke dalam, kan," tambah Sugiarto.
Ditanya soal berapa banyak mobil mewah, ia mengungkapkan tak begitu tahu.
Pasalnya, selama ini, Sugiarto hanya sekali masuk ke rumah tersebut.
"Masuk ke rumah Pak Alun, ya, baru sekali, waktu pemberkatan rumah. Itu pun kita cuma di depan saja, nggak sampai masuk ke dalam. Tapi, memang ada kolam renang dan ada satu dua mobil, sama ada motor gede juga," jelas Sugiarto.
(Tribunnews) (TribunManado.co.id, Tesalonika Geatri) (TribunJogja.com, Azka Ramadhan)