Baginya, sekiranya ada penulis tokoh dunia paling berpengaruh di abad 20, Soekarno seharusnya masuk 10 besar.
“Tahu Mahathir Mohammad kan? Tokoh dari Malaysia yang sering digelari Soekarno kecil. Jadi sehebat Mahathir saja disebut Soekarno kecil. Jadi betapa besarnya Soekarno,” kata Hamdan Johannis.
Ia menceritakan pengalamannya saat menempuh studi S2 di Montreal, Kanada pada 1997-1999. Saat itu, ia berbincang dengan warga Kanada.
“Saya katakan saya dari Indonesia. Dia jawab, oh Indonesia, Bali. Dia bilang mimpinya ke Bali. Saya tanya apa lagi yang anda tahu soal Indonesia? Dia bilang Soekarno. Jadi dia hanya tahu 2 soal Indonesia, yakni Bali dan Soekarno,” kata Hamdan Johannis.
Hamdan bercerita mengenai hal itu karena ingin mendorong para mahasiswa untuk bertanya kepada diri sendiri, apa yang mereka tahu mengenai Soekarno.
“Soekarno adalah founding father, pencetus Pancasila dasar negara, orator ulung, dan juga penulis,” kata Hamdan.
Hamdan bahkan sempet mengetes para mahasiswa, apakah mengenal bapak Proklamator Indonesia itu. Yakni apakah mereka tahu buku yang pernah ditulis oleh Soekarno. Dari sekitar 7 mahasiswa yang maju, tiga orang menyebutkan dengan benar.
Menurut Hamdan, paling tidak ada enam buku terpenting Soekarno, termasuk berisi pemikiran keagamaannya.
Baca juga: Bertemu Romahurmuziy, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Buka Peluang Kerjasama dengan PPP
“Satu terpenting adalah Bung Karno adalah pemikir Muslim. Inilah yang mau kita gali dalam kuliah umum ini,” kata Hamdan.
Di acara itu, hadir ratusan mahasiswa serta sivitas akademika UIN Alauddin Makassar.
Hadir juga jajaran petinggi DPD PDIP Sulsel dipimpin Ketuanya Andi Ridwan Wittiri dan Sekretaris Rudi Pieter Goni. Hadir juga Anggota DPR dari Fraksi PDIP dapil Sulsel Samsu Niang.