News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Momen Megawati Tunjuk Luhut dan Tito Karnavian di Depan Ribuan Kades: Ngapain Demo-demo Sih? Ini Ada

Penulis: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ke-5 RI yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri (kedua kiri) bersama Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan (kiri), Mendagri, Tito Karnavian (kedua kanan), dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (kanan) menerima piagam penghargaan saat menghadiri peringatan sembilan tahun UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (19/3/2023). Pada peringatan tersebut, tiga organisasi desa yakni Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi), Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI), dan Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa Nasional (Abpednas) meminta agar 10 persen dari APBN disalurkan ke desa-desa. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

Meski begitu, Megawati tak mempermasalahkan pihak yang melakukan unjuk rasa.

Hanya saja, dia menyayangkan aksi unjuk rasa lantaran dapat menghamburkan uang.

"Katanya 'ibu namanya demokrasi orang boleh dong demo,' yes, tetapi enggak begini caranya. Karena sudah buang duit," ucapnya.

Megawati pun memberi contoh, salah satu perwakilan kepala desa yang datang jauh ke Jakarta.

Megawati berkata, akomodasi ke Jakarta membutuhkan ongkos yang tak sedikit.

"Ngapain? Udah kerja baik-baik," terang Megawati.

Dalam kesempatan itu Megawati juga sempat menyinggung kebiasaan para calon kepala desa (kades) pada masa pemilihan.

Menurut Megawati, para calon kepala desa kerap bersekutu dengan bandar-bandar untuk menyokongnya.

Baca juga: Megawati: Ngapain Hari Gini Masih Demo? Suruh Aja Pejabat Datang Menghadap

Hal itu kata Megawati merupakan hasil temuan dirinya yang sering blusukan ke desa-desa.

"Kalau lagi mau ada pemilihan ibu suka nongkrong, pengin tahu," ujar Megawati.

Dia kemudian memberikan contoh temuan blusukannya ke desa-desa.

Kala itu kata Megawati, terdapat tiga calon kepala desa.

Masyarakat di desa itu secara gamblang menyebutkan nama calon yang mereka senangi.

Namun, mereka tidak dapat memilih calon yang disenangi tersebut, lantaran ada calon lain yang dibekingi bandar yang bergelimang harta.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini