Sementara soal pajak, Bripka Arfan Saragih yang merupakan anggota Sat Lantas Polres Samosir dituduh melakukan penggelapan pajak kendaraan warga.
Padahal, kata Jenni, suaminya sudah membayar kerugian pajak yang digelapkan berkisar Rp 650 juta atau Rp 700 juta.
Uang itu mereka peroleh setelah menjual rumah yang ada di Kabupaten Samosir.
"Almarhum dikatakan punya masalah, tetapi dia tidak mengatakan pajak. Dia mengatakan Kapolres menyuruh mencari uang Rp 400 juta untuk membayar. Jadi kami menjual rumah kepada namboru saya," ungkapnya.
Disorot Hotman Paris
Pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea menyoroti kasus kematian Bripka Arfan Saragih atau Bripka AS.
Dirinya menduga, pemicu kematian berkaitan dengan masalah yang tengah dihadapi Bripka AS di lingkungan kerjanya.
Dugaan itu menguat merujuk kematian Bripka AS yang janggal, yakni Bripka AS secara tiba-tiba ditemukan tewas setelah meminum racun sianida.
Hotman Paris pun menilai kasus kematian Bripka AS ini sebuah misteri, melansir Wartakotalive.com.
"Salam Hotman 911, Hotman 911 mengimbau kepada Bapak Kapolri dan Bapak Kadiv Propam Mabes Polri agar kiranya misteri kematian polisi Bripka AS di tanah Batak, di Pulau Samosir dipindahkan pemeriksaannya dari Polda Sumatera Utara ditarik ke Mabes Polri," ungkap Hotman Paris.
"Karena sepertinya ada keanehan dalam kematiannya tersebut, sepertinya ada kaitannya-ada kaitannya dengan masalah yang dia (korban) hadapi belakangan ini terkait dengan sesama oknum polisi di Kepolisian di mana dia bekerja," ungkapnya.
Terkait hal tersebut, Hotman Paris meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera memindahkan kasus ke Mabes Polri.
Sehingga, penyelidikan kasus dapat berjalan secara objektif, dan membongkar siapa dalang di balik kematian Bripka AS.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunnewsWiki.com/Yustica) (Tribun-Medan.com/Fredy Santoso) (WartaKotalive.com/ Dwi Rizki)