Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI fraksi PDI Perjuangan Evita Nursanty menolak rencana impor KRL bekas.
Ia beralasan, tak ada keadaan yang mendesak agar PT KAI melakukan impor KRL bekas.
Hal itu disampaikan Evita dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI, Senin (27/3/2023) yang dikutip dari youtube Komisi VI.
"Sekarang apakah kita chaos kalau kita tidak impor ini barang bekas. Apakah kita chaos? karena impor pun itu kan sudah lewat? Kita kan biasanya chaos itu di tahun baru, kita biasanya chaos itu kan di lebaran," ujar politikus PDIP ini.
"Ini kan sudah lewat semua kechaosan kita. Apakah memang ini suatu urgensi kalau kita tidak impor kita chaos. Nah, ini juga menjadi pertanyaan bagi saya Pak," sambungnya
Pernyataan Evita itu mengundang sorotan dari warganet sekaligus pengguna moda transportasi umum itu.
Baca juga: Sindir Legislator PDIP yang Tolak Impor KRL Bekas, Warganet Sarankan Naik di Jam-jam Sibuk
Pasalnya, Evita dianggap tidak mengetahui fakta yang terjadi di lapangan.
Ia menyebut, kondisi chaos KRL hanya terjadi pada momen tertentu misalnya Lebaran maupun tahun baru.
"Statement ibu ini benar benar mencerminkan bahwa dia ga pernah naik KRL. Dikiranya KRL ramai cuman saat lebaran sama tahun baru aja, hebat emang," tulis komentar dari akun @ardiansyah*****.
"Suruh berkantor di Manggarai," timpal warganet lainnya.
Baca juga: Impor KRL Bekas, Pengamat: Harganya Memang Murah Tapi Biaya Perawatan Mahal
Warganet kemudian menyarankan, Evita udah turun langsung dan mencoba berpergian di jam sibuk dengan KRL.
Hal ini dimaksudkan agar, anggota DPR paham betul keluhan pengguna KRL.
"Tolong siapapun suruh ibu ini naik KRL 1 bulan PP kantor-rumah, toh bisa dianggarkan sekalian transport pake duit rakyat. Tinggal badannya aja udah buat ngerasain rasanya jam jam kritis KRL,"
Baca juga: Soal Impor KRL Bekas, Menperin Agus Gumiwang: Perencanaan Kereta Api Harus Lebih Terstruktur
"Tiga hari aja udah ngeluh," tulis akun lainnya.
Sarankan Pakai Produk Lokal
Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade meminta rencana impor kereta bekas dari Jepang disetop, agar mengutamakan produk lokal melalui BUMN PT INKA.
"Bahwa kami sudah mengusulkan kepada Pak Didiek dan pemerintah agar di Januari 2021 supaya minta kereta bekas disetop utamakan produk INKA," kata Andre.
Andre menyebut PT INKA mampu memproduksi kereta dalam jangka waktu 18 bulan.
"Nah katanya kosong, kenapa kosong? Karena memang belum dapat order Pak. Kalau sudah dapat order dari KCI yang ditunggu-tunggu baru mereka beli alat produksi dan lain-lain dan terus untuk memproduksi itu 18 bulan selesai," pungkas Andre.