Dengan demikian, kata Anwar, penggunaan teori kedekatan dalam hal yang terkait dengan Israel ternyata tidak bisa diharapkan akan bisa menyelesaikan masalah.
Kesimpulan tersebut menurutnya bukan tidak beralasan.
Hal tersebut, kata dia, karena fakta dan kenyataan yang ada menunjukkan bahwa Mesir yang telah membuka hubungan diplomatik dengan Israel sejak tahun 1980 dan Yordania tahun 1994 ternyata juga tidak bisa mengubah keadaan yang ada.
Karena dalam kenyataannya, kata dia, sikap Israel kepada rakyat Palestina alih-alih semakin ramah, justru malah sebaliknya di mana Israel tampak semakin brutal.
Sehingga, kata dia, hampir setiap hari kita mendengar jeritan dan tangis ibu-ibu serta anak- anak yang menderita karena kehilangan orang tuanya yang dibunuh oleh tentara Israel secara kejam.
Bahkan tidak hanya sampai di situ, kata dia, Israel masih saja terus menjalankan misinya dan tetap tidak mau berhenti memperluas daerahnya dengan mencaplok tanah-tanah yang dimiliki oleh rakyat palestina.
Hal tersebut, menurut Anwar mereka lakukan selain untuk menjaga keamanan dalam negerinya juga karena Israel punya konsep tentang Israel Raya yang wilayahnya sangat luas di mana selain mencakup Yerussalem juga termasuk Yordania, sebagian wilayah saudi, Syria dan Lebanon.
Oleh sebab itu, kata dia, karena israel melihat daerah-daerah yang mereka duduki tersebut sebagai miliknya, maka ketika mereka mencaplok daerah-daerah tersebut mereka tidak memandang dirinya sebagai penjajah karena menurut mereka tanah Palestina dan Yerussalem tersebut adalah bagian dari tanah air mereka sendiri yaitu Israel Raya.
Baca juga: Sejumlah Kepala Daerah Tolak Kehadiran Timnas Israel, Gibran: Harusnya Protes Sejak Dulu
Di tengah situasi dan sikap serta pandangan Israel yang seperti itu, lanjut dia, JK berharap Indonesia akan bisa memainkan peran penting didalam membela dan memperjuangkan nasib rakyat palestina.
Ia pun kembali mempertanyakan hal tersebut.
Menurutnya hal itu rasa-rasanya masih jauh panggang dari api.
Karena, kata dia, jangankan akan memperhatikan dan mengikuti saran Indonesia, resolusi PBB yang merupakan sikap dan pandangan dari banyak negara saja ditolak Israel.
Malah, kata dia, Benyamin Netanyahu sebagai perdana menteri dengan tegas mengatakan Israel tidak terikat dengan keputusan dan resolusi PBB tersebut.
"Jadi kesimpulan saya, gagasan pak JK kurang realistis dan tidak didukung oleh fakta empiris yang ada," kata Anwar ketika dikonfirmasi pada Selasa (28/3/2023).