Dalam situs wikipedia dijelaskan bahwa awal diperingatinya Nuzulul Quran di Indonesia, yaitu ketika Presiden Soekarno mendapat saran dari Buya Hamka untuk memperingati Nuzulul Quran setiap tanggal 17, karena bertepatan dengan tanggal Kemerdekaan Indonesia, dan sebagai rasa syukur kemerdekaan Indonesia.
Memang, dari dahulu telah ada perbedaan pendapat para ulama mengenai tanggal pasti turunnya Alquran pertama kalinya, yang kemudian diperingati sebagai malam Nuzulul Quran.Rasulullah Saw. pernah mengabarkan tentang kapan akan datangnya malam Lailatul Qadr.
Beliau bersabda: “Carilah malam Lailatul Qadr di (malam ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam Hadis yang lain juga dijelaskan: “Berusahalah untuk mencarinya pada sepuluh hari terakhir, apabila kalian lemah atau kurang fit, maka jangan sampai engkau lengah pada tujuh hari terakhir” (HR. Bukhori dan Muslim).
Alquran diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. pertama kalinya pada malam Lailatul Qadr, yang oleh sumber sejarah dijelaskan bahwa Nabi menerima wahyu pada malam 21 Ramadhan.
Jadi peristiwa Nuzulul Qur‟an pertama sekali terjadi pada tanggal 21 Ramadhan, tepatnya pada hari senin, sebab sebagi besar ahli sejarah sepakat bahwa diangkatnya beliau menjadi Nabi adalah pada hari Senin.
Dalil ini dianggap kuat karena Rasulullah ketika ditanya tentang puasa Senin beliau menjawab: “Di dalamnya aku dilahirkan dan di dalamnya diturunkan (wahyu) atasku” (HR. Muslim).
Peristiwa turunnya Alquran (Nuzulul Quran) sebagaimana yang biasa diperingati oleh umat Islam Indonesia pada dasarnya tidak dicontohkan oleh Rasulullah, para sahabatnya dan para tabiin.
Jika pun perayaan Nuzulul Quran tetap diperingati dengan niat dan alasan yang baik, hendaknya bukanlah sekadar seremonial belaka, tetapi melalui peringatan tersebut esensi Al-Quran sebagai peringatan bagi umat manusia dapat membawa bekas dalam diri umat Islam yang memperingatinya.
Sebagaimana Alquran menjelaskan: “Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir) dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman” (Al-A'raaf: 2).
Wallahu A‘lam
(Tribunnews.com/Pondra Puger)