“Menurut saya UICI ini sangat permisif, sangat menjanjikan, dan tentunya ke depan perlu kita tancap gas lagi untuk menghasilkan kemajuan-kemajuan yang jauh lebih inovatif,” kata Prof. Siti.
Oleh karena itu, ia mengingatkan agar UICI tidak berpuas diri dengan apa yang telah dicapai selama ini. UICI harus melompat lebih tinggi untuk melahirkan terobosan-terobosan baru agar anak-anak muda semakin tertarik kuliah di UICI.
UICI merupakan perguruan tinggi digital pertama di Indonesia. Dalam laporan yang disampaikan oleh Rektor dan Wakil Rektor, banyak hal yang telah dicapai oleh perguruan tinggi yang baru berusia dua tahun ini.
Dari segi jumlah mahasiswa misalnya, pada tahun 2022, jumlah pendaftar di UICI mencapai 4.803 dengan jumlah mahasiswa yang sampai melakukan registrasi mencapai 1.312.
Baca juga: Anggota Komisi III DPR Dukung Mahfud MD Berantas TPPO di Batam
Jumlah tersebut tersebar di 450 kota di 34 provinsi di Indonesia. Selain itu, UICI juga telah menjangkau mahasiswa di luar negeri, yaitu di Taiwan dan Jerman.
Prestasi yang ditorehkan oleh para mahasiswa juga cukup baik. Sepanjang tahun 2022 ini, para mahasiswa UICI telah meraih 12 prestasi, 3 di antaranya skala nasional.
Di wilayah akademik, pada tahun 2022, UICI telah menyelesaikan pengembangan platform Artificial Intelligence Digital Simulator Teaching Learning System (AI DSTLS). Pada September 2022, semua mata kuliah di UICI telah menggunakan AI DSTLS.
Platform AI DSTLS ini merupakan platform inti UICI dalam menjalankan operasionalnya sebagai universitas digital. Dengan AI DSTLS, perkuliahan di UICI bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja.