News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anas Urbaningrum Bebas

Profil Gede Pasek Suardika, Rela Berikan Jabatan Ketum PKN pada Anas Urbaningrum

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

I Gede Pasek Suardika (berbaju hitam) saat menemani Anas Urbaningrum pulang kampung ke Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Rabu (12/4/2023). Simak profil Gede Pasek Suardika. Ia rela memberikan jabatan Ketua Umum PKN pada Anas Urbaningrum.

TRIBUNNEWS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), I Gede Pasek Suardika, rela menyerahkan jabatannya di partai kepada Anas Urbaningrum, jika sang sahabat kembali terjun ke dunia politik.

Gede Pasek Suardika mengatakan, PKN memang dibuat sebagai kendaraan politik Anas Urbaningrum usai bebas dari Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, pada Selasa (11/4/2023).

Terkait hal itu, Gede Pasek membebaskan pada Anas Urbaningrum untuk memilih jabatan di PKN.

Termasuk, jika Anas Urbaningrum ingin menduduki kursi Ketua Umum.

"Ide membuat partai ini kan biar ada jalan Mas Anas bangkit lagi untuk menjadi seorang politisi murni dan itu butuh partai politik," ujar Gede Pasek saat menemani Anas Urbaningrum pulang kampung ke Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Rabu (12/4/2023), dilansir Surya.co.id.

"Termasuk jika mau ambil posisi ketua umum, saya pun akan saya berikan. Tidak masalah, karena jabatan bagi saya bukanlah yang utama dalam karir politik saya," tegasnya.

Baca juga: Kronologi Anas Urbaningrum Janji Siap Digantung di Monas Jika Terbukti Korupsi, Kini Kekeh Tak Salah

Baginya, hal itu bukanlah persoalan.

Terlebih, Gede Pasek mengaku pernah rela meninggalkan jabatan Ketua Komisi III DPR RI demi membela Anas Urbaningrum saat gonjang-ganjing di Demokrat beberapa tahun lalu.

"Masak sekarang beliau keluar saya tidak rela, tentu apa pun kami berikan," tandasnya.

Profil Gede Pasek Suardika

Ketua Umum PKN Gede Pasek Suardika dalam acara Rakerda PKN di Jawa Timur. Gede Pasek menyarankan partai politik peserta pemilu untuk menunda rencana pengumuman pasangan calon presiden dan wakil presiden karena persyaratan pengusulan Capres ke KPU sedang diuji ke Mahkamah Konstitusi (MK). (Istimewa)

Dikutip dari blog pribadinya, Gede Pasek Suardika lahir di Singaraja, Bali pada 21 Juni 1969.

Ia adalah lulusan S1 Ilmu Hukum Universitas Brawijaya dan Magister Hukum Universitas Udayana.

Sebelum terjun ke dunia politik, Gede Pasek lebih dulu dikenal sebagai advokat dan jurnalis.

Ia pernah menjadi asisten pengacara di Made Yohanes Bantas & rekan di Malang, Jawa Timur dan Direktur Berdikari Law Office di Denpasar, Bali.

Gede Pasek juga diketahui pernah bekerja sebagai wartawan di Surya Surabaya dan Redaktur Pelaksana di NUSA Denpasar.

Kemudian, ia juga pernah menjadi Pemimpin Umum Tabloid Bali Aga.

Selama menjadi advokat, Gede Pasek pernah ditunjuk sebagai Wakil Ketua Bidang Advokasi dan Pembelaan Wartawan PWI Bali, serta Wakil Sekretaris Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI) Bali.

Kariernya di dunia politik bermula saat ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar Demokrat Bali.

Di Demokrat, Gede Pasek berperan penting dalam mengantarkan kemenangan pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2004 di Bali.

Baca juga: Disinggung Janjinya Gantung di Monas, Anas Urbaningrum: Saya Tidak Melakukan yang Dituduhkan

Setelahnya, ia terpilih menjadi anggota DPR periode 2009-2014 fraksi Demokrat, dilansir TribunnewsWiki.com.

Kariernya di Demokrat meroket setelah sahabatnya, Anas Urbaningrum, terpilih menjadi Ketua Umum Demokrat hasil Musyawarah Nasional di Bandung, Jawa Barat.

Ia masuk dalam jajaran pengurus inti sebagai Ketua DPP Demokrat Departemen Pemuda dan Olahraga.

Pada September 2013, Gede Pasek dicopot dari jabatannya sebagai wakil rakyat karena bergabung sekaligus menjadi Sekretaris Jenderal di organisasi bentukan Anas Urbaningrum, Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI).

Kedekatan antara Gede Pasek dan Anas Urbaningrum diketahui sudah berlangsung sejak lama.

Saat Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus suap proyek Wisma Atlet Hambalang, Gede Pasek mengambil sikap mendukung sahabatnya itu.

Sejak saat itu, jalan politik Gede Pasek Suardika dengan Demokrat berbeda.

Ia berpisah dari Demokrat pasca Kongres Surabaya dan akhirnya dipecat dari keanggotaan partai.

Di tahun 2016, Gede Pasek kemudian bergabung dengan Partai Hanura.

Gede Pasek bergabung dengan partai tersebut hingga 2021, lalu mendirikan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).

Bersahabat dengan Anas Urbaningrum

Anas Urbaningrum keluar dari rumah tahanan KPK, Jakarta, Rabu (17/6/2014) (kiri), Ketua Umum PKN Gede Pasek Suardika dalam acara Rakerda PKN di Jawa Timur (kanan). (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA, IST)

Ketika Anas Urbaningrum terseret kasus suap proyek Wisma Atlet Hambalang, Gede Pasek Suardika termasuk sebagai pihak yang membela.

Kala itu, ia menilai tudingan Nazaruddin sebagai bentuk kudeta terhadap Anas Urbaningrum menjelang Pilpres 2014.

"Anas harus waspada atas kudeta merangkak yang dulu diawali kudeta merayap, jangan sampai berdiri dirapikan," ujarnya di Gedung DPR RI, Kamis (2/2/2012).

Baca juga: Pidato Lengkap Anas Urbaningrum usai Bebas, Sebut Nama 3 Sahabat, Saan Mustofa hingga Gede Pasek

"Bisa jadi ini untuk kepentingan jadi capres atau wapres dari partai lain."

"Hasil demokrasi yang ditanamkan Pak SBY kan telah melahirkan Anas sebagai ketum ini nggak bisa dikorbankan oleh kepentingan pragmatis dan itu harus ditegakkan," sambungnya.

Pun ketika Anas Urbaningrum ditahan di Rutan KPK, Gede Pasek menjadi satu diantara yang datang berkunjung untuk menjenguk.

Lewat cuitan di Twitternya, Gede Pasek mengaku bahagia bisa menjenguk Anas Urbaningrum di Rutan KPK.

Saat menjenguk, Gede Pasek membawakan buku bergenre fiksi-sejarah untuk sang sahabat.

"Ini pertamakali sy menjenguk Anas di Rutan Sblmnya smpt ktemu sbntr di Pengadilan Tipikor saat AU jadi saksi Hambalang. Bahagia rasanya," tulis Pasek dalam akun Twitternya, Senin (27/1/2014), dikutip Tribunnews.com.

"Sy bawa 2 buku fiksi sejarah, satu soal Siapa Pengkhianat Diponegoro dan soal keruntuhan Majapahit. Dua buku yg smg menarik utk dibaca," imbuhnya.

Pastikan Anas Urbaningrum Dapat Jabatan Strategis

Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), Gede Pasek Suardika (tengah), didampingi Sekjen PKN Sri Mulyono (kanan), mengukuhkan tokoh nasional Laksamana Sukardi (kiri), saat mengadakan pertemuan di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (21/2/2023). Laksamana Sukardi dikukuhkan dan bergabung ke PKN untuk memperkuat perhelatan politik jelang 2024 mendatang. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha (WARTA KOTA/WARTA KOTA/ABN)

Sebelumnya, Gede Pasek Suardika sempat bicara soal rencana politik Anas Urbaningrum setelah bebas dari Lapas Sukamiskin.

Gede Pasek mengatakan, Anas Urbaningrum akan berlabuh ke Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) setelah bebas.

Tetapi, Gede Pasek belum bisa memberi tahu jabatan yang akan diduduki Anas Urbaningrum.

Meski begitu, ia memastikan Anas Urbaningrum akan menduduki jabatan strategis.

"Soal jabatan nanti gampang," katanya, Senin (30/1/2023).

Ia menyebut PKN memang disiapkan sebagai 'kendaraan politik' untuk Anas Urbaningrum agar bisa bangkit kembali.

Baca juga: Demokrat Sebut Anas Urbaningrum Diadu Domba oleh Pihak PKN dan Kubu Moeldoko

Ia bahkan mengibaratkan Anas Urbaningrum seperti Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang juga sempat dipenjara.

"Memang PKN disiapkan untuk kebangkitan AU untuk mengikuti jejak Anwar Ibrahim di Malaysia," ungkapnya.

Lebih lanjut, Gede Pasek berharap Anas akan bangkit kembali setelah menyelesaikan masa pidana penjara.

"Jika AI (Anwar Ibrahim) yang dikriminalisasi dengan penjara dengan dakwaan korupsi dan pelecehan seksual, tetapi bangkit dengan parpol baru hingga akhirnya bangkit kembali menjadi pemimpin nasional, tentu AU (Anas Urbaningrum) juga bukan hal mustahil untuk senasib dengan AI."

"Kan Malaysia dan Indonesia saudara serumpun," urainya.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Hasiolan Eko P Gultom/Chaerul Umam, Surya.co.id/Yusron Naufal Putra, TribunnewsWiki.com/Saradita)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini