TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk kembali meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan dan mengikuti vaksin Covid-19 lengkap sampai booster karena Covid-19 subvarian Omicron baru Arcturus sudah terdeteksi ada di Indonesia.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebut, sejauh ini ada dua kasus subvarian Omicron baru Arcturus. "Dianjurkan untuk booster bagi yang masyarakat," kata Nadia, Jumat (14/4/2023).
Subvarian Omicron baru XBB.1.16 ini diduga menjadi penyebab melonjaknya kasus Covid-19 di sejumlah negara.
Di Indonesia, kasus Covid-19 memang masih terbilang terkendali. Namun, masyarakat harus tetap meningkatkan kewaspadaan, apalagi sudah memasuki musim mudik Lebaran.
Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama mengatakan meningkatnya kasus positif menunjukkan bahwa Covid-19 tetap ada.
Pemerintah juga belum mencabut status pandemi. Masyarakat tidak perlu panik menghadapi kondisi ini, namun harus tetap waspada.
"Yang belum dibooster segeralah mendapatkannya, dan kita jaga pola hidup sehat yang selama ini sudah kita kerjakan, serta ikuti informasi kesehatan yang valid," ujar dia.
Per Kamis, 13 April 2023 penerima vaksin booster di Indonesia sudah mencapai 68,69 juta atau 37,83 persen dari target vaksinasi Covid-19 nasional sebanyak 234,66 juta orang. Jawa Barat menjadi provinsi dengan capaian vaksinasi booster paling tinggi (15,47 juta dosis).
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro juga mengajak masyarakat untuk mengikuti vaksin booster agar mudik aman dan nyaman.
Baca juga: Warga Diimbau Mudik Lebih Awal: Rest Area Ditambah, One Way dan Contra Flow Diberlakukan
Vaksin penting untuk pembentukan antibodi yang optimal. Apalagi saat Lebaran, masyarakat akan bertemu dengan banyak orang.
"Vaksin untuk membentuk pertahanan yang optimal. Butuh waktu satu sampai dua minggu setelah penyuntikan (antobodi terbentuk). Jadi sebelum mudik minggu depan dan bertemu keluarga, kita harus vaksin dulu," kata Reisa.
Radang Paru
Terpisah, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama ungkap jika pasien kedua subvarian Omicron Arcturus di Jakarta alami batuk kencang dan radang paru (pneumonia).
Ia mengimbau kepada masyarakat yang memiliki gejala Covid-19 untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Baca juga: Polda Jabar: One Way Akan Diterapkan Jika Volume Kendaraan Tembus 7.000 Per Jam di Tol Trans Jawa