News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

5 Makna Halal Bihalal dan Esensinya Bagi Kehidupan Sosial Masyarakat

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jemaah bersalaman saling memaafkan usai melaksanakan Salat Idul Fitri 1444 H - 5 Makna Halal Bihalal dan esensinya bagi kehidupan sosial Masyarakat, mengembalikan kekusutan hubungan persaudaraan dengan saling memaafkan.

Maka halal bihalal mengandung arti melakukan kebaikan dengan sesama dan menghindari keburukan, atau mengganti perbuatan buruk dengan perbuatan baik.

Hal ini sejalan dengan penggunaan kosakata halalan yang dikaitkan dengan memakan makanan yang baik baik dari zat, sifat maupun prosesnya.

Esensi Halal Bihalal bagi Kehidupan Sosial Masyarakat

Mengutip dari situs MUI, tradisi halal bihalal sebagaimana banyak dipraktikkan masyarakat Indonesia setelah Idul Fitri.

Mereka saling bermaaf-maafan dibuktikan dengan saling bersalaman sambil mengucapkan mohon maaf lahir dan batin.

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمَيْنِ يَلْتَقِيَانِ فَيَتَصَافَحَانِ إِلاَّ غُفِرَ لَهُمَا قَبْلَ أَنْ يَفْتَرِقَا

Artinya: “Tidaklah dua orang muslim saling bertemu kemudian berjabat tangan, kecuali akan diampuni (dosa-dosa) mereka berdua sebelum mereka berpisah.” (HR Abu Dawud dan At Tirmidzi)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah melakukan untuk saling ‘menghalalkan’.

Serta melupakan kesalahan masa lalu seseorang dan kelompok Quraisy di Makkah yang semula memusuhi, menentang dakwah Rasulullah ketika di Makkah.

Baca juga: Mahfud MD Instruksikan Semua Kantor Kementrian, BUMN, Hingga TNI-Polri Menunda Acara Halal Bihalal

Peristiwa ini dalam sejarah disebut dengan Fathu Makkah.

Pada peristiwa Fathu Makkah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan;

“Ini adalah hari kasih sayang (yaumul marhamah), hari di mana Allah SWT memuliakan bangsa Quraisy”.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan jaminan keselamatan jiwa, harta, dan jaminan kehormatan kepada penduduk Makkah.

Dari peristiwa Fathu Makkah, dapat diketahui esensi dari menghalalkan atau saling memaafkan.

Esensi halal bihalal dapat tercapai jika diantara masyarajat dapat menempatkannya sebagai media rekonsiliasi lahir dan batin.

Sekaligus perekat sosial, baik antarpersonal ataupun antarkelompok dan golongan.

Jadi pelaksanaan halal bihalal tidak saja bernilai ibadah karena didalamnya terdapat muatan silaturrahim.

Tetapi juga bisa menjadi media yang dapat menyatukan dan menguatkan.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini