Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemilihan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden merupakan upaya PDIP menggembosi lawan politiknya.
Apalagi belakangan muncul wacana koalisi besar yang merupakan gabungan dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Pemilihan sosok Ganjar ini dinilai bisa jadi magnet untuk menarik partai-partai itu berkoalisi dengan PDIP.
“Yang punya magnet tinggi partai-partai lain sekaligus menghancurkan rencana koalisi besar tanpa mengikutsertakan PDIP ya Ganjar,” kata Pengamat politik dari Citra Institute, Efrizal saat dikonfirmasi, Senin (24/4/2023).
Yang dikatakan Efrizal bukan tanpa alasan, beberapa partai selama ini memang turut menyatakan ketertarikannya terhadap Ganjar, salah satunya PAN.
Baca juga: Sekjen PDIP: Kalau Ada Partai Beri Dukungan, Capresnya Tetap Bung Ganjar Pranowo
Di sisi lain, Partai Gerindra juga berharap supaya koalisi besar ini terbentuk dan partai-partai itu mau mengusung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 mendatang.
“Karena itu pula dipilih ya Ganjar dan pengumumannya dipercepat dari rencana awal antara Mei hingga Agustus atau di saat last minute,” ujarnya.
Dibandingkan Puan Maharani yang juga sempat diisukan bakal jadi capres PDIP, Efrizal menilai sosok Ganjar memang lebih superior.
Pasalnya, elektabilitas Puan kurang mumpuni dan cucu Presiden Soekarno ini hanya populer di kalangan kader PDIP saja.
Oleh sebab itu, Puan dinilai tak punya daya tarik untuk memikat partai lain supaya mau berkoalisi dengan PDIP.
“Ganjar lebih layak (dibandingkan Puan) dari segi elektabilitas untuk strategi partai politik dan rencana hattrick PDIP,” katanya.
Konsistensi Ganjar dalam dunia perpolitikan nasional ini pun tak perlu diragukan lagi.
Meski banyak pihak yang belakangan menyudutkannya, namun elektabilitasnya tetap konsisten di tiga besar bersaing dengan Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.