TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bakal calon presiden yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo, mendapatkan banyak dukungan di internal Partai Buruh.
Namun begitu, Ketua Tim Khusus Pemenangan Partai Buruh Said Salahudin, mengatakan hal ini belum tentu Partai Buruh langsung turut mendukung Ganjar.
Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Partai Buruh Januari lalu, nama Ganjar dan Anies Baswedan menjadi perhatian partai buruh. Sedangkan untuk Prabowo Subianto tidak mendapatkan tempat sama sekali.
"Pada saat Rakernas (Rapat Kerja Nasional) digelar, nama Pak Ganjar memang lebih banyak diusulkan daripada Pak Anies. Tetapi apakah Ganjar Pranowo kemudian akan resmi didukung oleh Partai Buruh, saya belum bisa memastikan," kata Said dalam keterangannya, Rabu (26/4/2023).
Keputusan resmi Partai Buruh, tegas Said, ditetapkan melalui melalui forum konvensi.
"Bisa saja pada saat konvensi nanti dukungan kepada Pak Ganjar tetap yang terbanyak seperti halnya di acara Rakernas," ujarnya.
"Tetapi bisa juga terjadi perubahan peta dukungan dari daerah nantinya. Soal ini masih sangat dinamis di internal kami," Said menambahkan.
Sekalipun Partai Buruh masih terhalang Presidential Threshold (Pres-T), pihaknya tetap akan menyatakan dukungan terhadap bakal capres-cawapres mendatang.
Lebih lanjut, Said menjelaskan di satu sisi Partai Buruh terus berjuang untuk menolak UU Cipta Kerja, namun pihaknya melihat sosok bakal capres cawapres saat ini diusung oleh partai politik peserta pemilu pendukung omnimbus law.
"Sedangkan posisi politik kami jelas berseberangan dengan parpol-parpol tersebut. Partai Buruh tegas menolak UU Cipta Kerja," kata Said.
Persoalannya, pilihan untuk tidak mengambil peran dalam kontestasi pilpres justru akan menjauhkan Partai Buruh dari tujuan didirikannya partai berwarna oranye ini.
Baca juga: 10 Parpol Klaim Punya Kandidat Capres 2024, Deklarasikan Anies, Ganjar hingga Ketum Partai Sendiri
"Bagaimana kami bisa mengupayakan upah pekerja naik secara signifikan, misalnya, jika sejak masa pencalonan kami tidak membangun kerja sama politik dengan capres yang kelak akan memimpin negeri ini," tegasnya.
"Oleh sebab itu, muncul opsi yang kedua, yaitu Partai Buruh berikhtiar untuk mengambil peran optimal dan strategis dengan memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon tanpa harus bekerja sama dengan parpol pengusung capres tersebut," Said menambahkan.