News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2024

Pengamat Nilai KIB Buyar Sejak Ada Wacana Koalisi Besar

Penulis: Fersianus Waku
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat politik sekaligus pendiri survei Kedai Kopi Hendri Satrio

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio atau Hensat mengatakan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) buar semenjak adanya wacana koalisi besar untuk Pilpres 2024.

"Sudah lama jadi Koalisi Indonesia Buyar (KIB) dan ditambah dengan deklarasi yang dilakukan oleh PPP,” kata Hensat dalam keterangannya, Jumat (28/4/2023).

Hensat menyebut tanda-tanda KIB bubar adalah ketika parpol pendukung pemerintah berkumpul di DPP PAN, tanpa NasDem dan PDIP beberapa waktu lalu.

Dia menilai mendadaknya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres tidak lepas dari manuver koalisi besar.

Hensat juga prihatin atas deklarasi dukungan PPP terhadap Ganjar yang tidak dihadiri Gubernur Jawa Tengah itu.

Baca juga: Isu Sandiaga Uno Gabung PPP usai Keluar dari Gerindra, Pengamat: Cari Tiket untuk Pilpres 2024

“Ternyata PPP belum berkomunikasi dengan PDIP. Ketidakhadiran Ganjar Pranowo saat deklarasi menunjukkan Mas Ganjar merasa dirinya lebih besar dari PPP. Jadi saya bertanya apakah ini  hanya untuk menyenangkan Jokowi dan menenangkan kader kalau partai telah memiliki calon?" ucapnya.

Di sisi lain, dia menuturkan posisi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tergantung PKB.

“Dan jika Prabowo tidak bersama PKB, akan amat berbahaya bagi dirinya karena berpotensi gagal nyapres. Lalu apakah kemudian Airlangga Hartarto dari Golkar akan menjadi kandidat cawapres Prabowo?

Nah semua ini sangat tergantung dari bagaimana Ibu Mega dan kemudian Pak Jokowi menyikapi itu. Karena hanya Mega yang memegang kartu untuk siapa pendamping Ganjar Pranowo,” jelas Hensat.

Hensat juga mengatakan Jokowi mungkin tidak terlalu happy dengan Golkar dan PAN yang dianggapnya terlalu lama menentukan sikap politik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini