TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Dewan Pengurus Pusat DPP Badan Persaudaraan Antariman (DPP Berani) Ardy Susanto mengimbau semua pihak agar tidak mengeksploitasi secara negatif politik identitas di Pemilu Serentak 2024.
Menurut Ardy, eksploitasi secara negatif politik identitas bisa membuat masyarakat terbelah dengan akibat akhir keutuhan NKRI terancam.
Hal ini disampaikan Ardy dalam acara Paskah DPP Berani dengan tajuk 'Refleksi Paskah untuk Kebangkitan Bangsa' di GPIB Paulus, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/4/2023).
Selain Ardy, acara tersebut dihadiri oleh Sekjen PKB Hasanuddin Wahid, Guru Besar Filsafat Driyarkara Romo Frans Magnis Suseno, Ketua PGI DKI Pdt. Arlyanus Larosa dan Ketum DPP Berani Lorens Manuputty.
"Paskah adalah merayakan kebangkitan Yesus Kristus. Karana itu, ini kesempatan kita bangkit membangun persaudaraan sebagai sesama anak bangsa, menjauhi hal-hal yang membuat kita saling benci satu sama lain termasuk menghindari eksploitasi secara negatif politik identitas demi kepentingan politik tertentu," ujar Ardy di acara tersebut.
Menurut Ardy, harganya terlalu mahal jika hanya demi kepentingan politik semata, menghalalkan segala cara termasuk eksploitasi politik identitas secara negatif.
Ardy menilai sudah saatnya semua elemen bangsa memanfaatkan identitas yang melekat pada dirinya atau kelompoknya untuk tujuan yang baik.
Baca juga: AKBP Buddy Alfrits Meninggal, Kegiatan Paskah 2023 Keluarga Besar Towoliu Hari Ini Batal Digelar
"Bagaimana kita memanfaatkan identitas itu untuk membangun persaudaraan, saling menghargai perbedaan, meningkatkan toleransi dan saling mengisi untuk membangun Indonesia lebih baik," imbuh Ardy.
Ardy juga menerangkan bahwa DPP Berani adalah badan otonom dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Menurut Ardy, PKB adalah partai inklusif dan terbuka semua kalangan, apapun latar belakang termasuk yang non-muslim.
"Kami merasakan bahwa PKB adalah rumah bersama anak bangsa, apapun latar belakang. Jadi, PKB bukan partai tertutup, hanya agama atau kalangan tertentu saja, PKB adalah partai terbuka, semua agama dan kalangan diakomodir," tandas Ardy.
Pada kesempatan itu, Seken PKB Hasanudin Wahid menyampaikan pesan kebangsaan. Menurut Hasanuddin, langkah DPP Berani dalam membuat perayaan Paskah sangat tepat dalam mengundang seluruh unsur komunitas antariman.
Sebagai Banom Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Perayaan paskah ini sebagai wujud pilar kebangkitan dari PKB dan satu-satunya partai yang merayakan seluruh umat beragama hanyalah PKB.
"Ini sebagai bentuk humanitarian PKB. Perayaan ini bukan saja sebagai hanya lipstik. Maka jadi tanggung jawab PKB bukan hanya jargon saja," tutur Hasan.
Hasan juga menyinggung fenomena saat ini tentang politik identitas. Menurutnya, jelang tahun politik ini sudah seharusnya mencari titik temu.
"Selama ini kita terpaku pada titik tengkar dan bukan pada titik temu. Pada malam inilah kita menjadi titik temu," terangnya
Hasan juga menerangkan sebagai langka kebhinekaan PKB diantaranya dengan pencipta lagu Mars dan Hymne PKB diciptakan oleh seorang Non Muslim.
"Sebagai bukti bahwa kami beragam dengan adanya makna mendalam pada lirik Mars dan Hymne PKB. Gus Dur menuliskan sebuah pesan dan diteruskan kepada Alfred Simanjuntak dalam menurunkan kedalam syair lagu," ungkap dia.
Sementara itu, Guru Besar STF Driyarkara Romo Magnis Suseno mengatakan pada tahun politik jangan sampai kita tidak membuka diri. Baginya, perayaan Paskah yang mengundang lintas iman menjadi wujud kebhinekaan Indonesia.
"Kita seperti malam ini antara kaum Nasrani, muslim dan agama lain semakin akrab. Saya dan Gus Dur dengan NU dan Muhammadiyah sangat mengesankan dalam berhubungan," terangnya.
Romo Magnis juga berpesan agar makna kebangkitan ini juga bukan saja dirasakan kaum Nasrani tapi dirasakan oleh umat agama lain.