Qālū yā wailanā innā kunnā ẓālimīn(a).
Artinya: Mereka berkata, “Betapa celaka kami! Sesungguhnya kami adalah orang-orang zalim.”
فَمَا زَالَتْ تِّلْكَ دَعْوٰىهُمْ حَتّٰى جَعَلْنٰهُمْ حَصِيْدًا خَامِدِيْنَ - ١٥
Famā zālat tilka da‘wāhum ḥattā ja‘alnāhum ḥaṣīdan khāmidīn(a).
Artinya: Kemudian, (kalimat) itu selalu menjadi keluhan mereka hingga mereka Kami jadikan seperti tanaman yang telah dituai dan (seperti api yang) padam.
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ - ١٦
Wa mā khalaqnas-samā'a wal-arḍa wa mā bainahumā lā‘ibīn(a).
Artinya: Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main.
لَوْ اَرَدْنَآ اَنْ نَّتَّخِذَ لَهْوًا لَّاتَّخَذْنٰهُ مِنْ لَّدُنَّآ ۖاِنْ كُنَّا فٰعِلِيْنَ - ١٧
Lau aradnā an nattakhiża lahwal lattakhażnāhum mil ladunnā, in kunnā fā‘ilīn(a).
Artinya: Seandainya Kami hendak menjadikan sesuatu sebagai permainan, tentulah Kami akan membuatnya dari sisi Kami,489) jika Kami benar-benar menghendaki berbuat (demikian).
Catatan Kaki
489) Dari sisi Kami maksudnya ialah yang sesuai dengan sifat-sifat Allah Swt.
بَلْ نَقْذِفُ بِالْحَقِّ عَلَى الْبَاطِلِ فَيَدْمَغُهٗ فَاِذَا هُوَ زَاهِقٌۗ وَلَكُمُ الْوَيْلُ مِمَّا تَصِفُوْنَ - ١٨
Bal naqżifu bil-ḥaqqi ‘alal-bāṭili fa yadmaguhū fa iżā huwa zāhiq(un), wa lakumul-wailu mimmā taṣifūn(a).
Artinya: Sebaliknya, Kami melemparkan yang hak (kebenaran) kepada yang batil (tidak benar) lalu (yang hak) itu menghancurkannya. Maka, seketika itu ia (yang batil) lenyap. Celakalah kamu karena kamu menyifati (Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagi-Nya).490)