News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Peneliti Sarankan Negara-negara yang Ingin Kurangi Prevalensi Merokok Ikuti Strategi Swedia

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi rokok elektrik.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fakta mengenai produk tembakau alternatif masih terbatas dan belum banyak diketahui masyarakat, khususnya terkait profil risiko dan pemanfaatannya.

Berdasarkan sejumlah hasil penelitian, tembakau alternatif seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, telah dimanfaatkan berbagai negara untuk mengurangi prevalensi merokok.

Negara seperti Swedia, Inggris, Selandia Baru, dan Jepang berhasil menurunkan angka prevalensi merokoknya dalam beberapa tahun terakhir.

Swedia telah menjadi negara yang mendukung produk tembakau alternatif di Eropa.

Angka prevalensi merokok di Swedia turun dari 15 persen menjadi 5,6 persen dalam 15 tahun terakhir.

“Akan sangat bermanfaat bagi dunia jika lebih banyak negara yang menerapkan strategi seperti Swedia sebagai upaya mengurangi prevalensi merokok, khususnya perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaan merokok ke produk yang lebih rendah risiko,” ujar Prof. Karl Fagerstrom, yang juga penulis The Swedish Experience: A Roadmap for a Smoke-Free Society, seperti dikutip dari Businesswire.com, Selasa (13/6).

Baca juga: Penerimaan Cukai Hasil Tembakau Turun Imbas Kenaikan Konsumsi Rokok Ekonomis

Pada 2021, prevalensi merokok di Inggris sekitar 13,3 persen atau setara 6,6 juta jiwa, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 14 persen.

Adapun prevalensi merokok di Selandia Baru turun dari 16,6 persen pada 2015 menjadi 9,4 persen pada 2021 Produk tembakau alternatif mulai diperkenalkan di Negara Kiwi tersebut pada 2015 lalu.

Pemanfaatan produk tembakau alternatif juga membantu Jepang dalam menurunkankan tingkat prevalensi merokok dari 25,8 persen pada 2010 menjadi 20,1 persen, pada 2020.

Memiliki Profil Risiko Lebih Rendah daripada Rokok

Masih banyak yang beranggapan produk tembakau alternatif sama bahayanya dengan rokok.

Setidaknya hal ini berdasarkan sejumlah kajian ilmiah baik di dalam dan luar negeri telah membuktikan produk ini lebih rendah risiko daripada rokok.

Bukti ini diperkuat dengan kajian ilmiah bertajuk “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018”, oleh Public Health England (saat ini bernama UK Health Security Agency), divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini