News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anggaran Stunting Banyak Dipakai Perjalanan Dinas dan Rapat, DPR: Sederhanakan Birokrasi

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi anak-Foto Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi. Anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi menyayangkan buruknya mekanisme penanganan stunting di pemerintah daerah seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Contoh, ada anggaran stunting Rp10 miliar. Coba cek lihat betul, untuk apa 10 miliar itu. Jangan membayangkan nanti ini dibelikan telur, dibelikan susu, dibelikan protein, dibelikan sayuran Rp10 miliar, coba dilihat detail," ujar Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2023 di Jakarta, Rabu (14/6/2023), dikutip dari laman Sekretariat Kabinet RI.

Dalam temuannya, hanya Rp 2 miliar yang dibelanjakan untuk produk pangan masyarakat.

"Coba saya mau lihat Rp10 miliar untuk stunting, cek perjalanan dinas Rp3 miliar, rapat-rapat Rp3 miliar, penguatan pengembangan apa-apa bla bla bla 2 miliar,"

"Yang benar-benar untuk beli telur itu enggak ada Rp 2 miliar, tak cek," ujarnya.

Baca juga: Jadi Kunci Pencegahan Stunting, Generasi Muda Penting untuk Sadar Gizi

Menanggapi hal tersebut, Jokowi mengungkapkan harus ada perubahan.

"Ya kapan stunting-nya akan selesai kalau caranya seperti ini? Ini yang harus diubah semuanya," tandasnya.

Jokowi mengatakan, anggaran penanganan stunting seharusnya lebih banyak dialokasikan untuk pembelian telur, susu, ikan, daging, sayuran, dan lainnya.

Sebab, bahan-bahan tersebut langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, bukannya rapat atau perjalanan dinas.

"Kalau Rp 10 miliar itu anggarannya, mestinya yang untuk lain-lainnya itu Rp 2 miliar, yang Rp 8 miliar itu ya untuk langsung telur, ikan, daging, sayur, berikan ke yang stunting," ujar Jokowi.

Sebelumnya, Jokowi juga mengungkapkan alasan dirinya sering cek ke lapangan.

Ia ingin memastikan, program yang dijalankan sampai ke masyarat dan harus diawasi.

"Kenapa saya juga sering cek ke lapangan turun ke bawah? Saya ingin pastikan bahwa apa yang kita programkan itu sampai betul ke rakyat, sampai ke masyarakat, karena memang kita lemah di sisi itu,"

"Jika tidak diawasi, hati-hati, jika tidak cek langsung, jika tidak dilihat dipelototi satu-satu, hati-hati kita lemah di situ. Dipelototi, kita turun ke bawah itu saja masih ada yang bablas, apalagi tidak," ujarnya.

Baca juga: Jokowi Kesal, Anggaran Stunting Rp 10 Miliar Dipakai Rapat dan Perjalanan Dinas Rp 6 Miliar

Analisa pengamat

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini