Sri Adiningsih lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 11 Desember 1960. Ia lahir dari lingkungan keluarga sederhana.
Sejak kecil, Sri Adiningsih telah menghadapi kenyataan hidup ketika sang ayah meninggal dunia, tepatnya saat ia duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Hal ini pun membuat sang ibunda harus banting tulang membiayai hidup anak-anaknya dengan mengandalkan toko kelontong.
Tak ingin membuat sang ibu menelan pil pahit, Sri Adiningsih pun bertekad bisa mengangkat derajat keluarga.
Selepas menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sri Adiningsih memilih melanjutkan pendidikan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta.
Di UGM, ia masuk di Fakultas Ekonomi. Ia lulus dengan predikat cum laude dengan masa pendidikan dari 1981-1985.
Gelar sarjana yang ditorehkannya tak membuatnya berpuas diri. Ia kemudian kembali melanjutkan pendidikannya S2 di University of Illinois, Amerika Serikat.
Tepat pada 1989, ia akhirnya meraih gelar Master of Science (MSc) dari University of Illinois.
Setelah itu, ia memilih tetap bertahan di Amerika Serikat dengan melanjutkan pendidikan S3 di kampus yang sama.
Pada 1996, Sri Adiningsih akhirnya meraih gelar doktor di bidang ekonomi.
Sepulangnya ke Tanah Air, ia menjadi dosen Pascasarjana UGM dengan menjabat sebagai Kepala Pusat Studi Ekonomi Asia Pasifik UGM.
Ukir sejarah
Pernah diberitakan Tribunnews.com, Sri Adiningsih pernah dipercaya sebagai Adviser/Principal Economist at Exim Securities pada 1997.
Selain itu, ia juga pernah menjadi anggota tim ahli penyiapan materi Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) bidang Dewan Ketahanan Nasional (Wankamnas) pada 1998.