TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cuitan Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di twitter menuai pro dan kontra.
SBY menceritakan mimpinya naik kereta api bersama Presiden Joko Widodo dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.
Mimpi SBY itu oleh banyak pihak dianggap sebagai upaya rekonsiliasi dengan Megawati.
Seperti diketahui, hubungan politik SBY dan Megawati belasan tahun terakhir kurang berjalan harmonis.
Lalu seperti apa cerita masa lalu SBY dan Megawati?
Panda Nababan, Politisi Senior PDIP, bercerita banyak soal itu.
Panda bilang pernah terlibat untuk mencoba memperbaiki hubungan Megawati dan SBY 18 tahun yang lalu.
Dia mengaku pernah ditugaskan berbicara dengan Presiden SBY di Istana dalam satu malam.
Baca juga: Respons Jokowi soal Mimpi SBY Naik Kereta Bareng Presiden ke-8 RI: Ya Bagus, Itu Mimpi Kita Semua
Kala itu, SBY masih menjabat presiden RI.
Panda ke Istana Presiden membawa 5 pertanyaan dari Megawati untuk SBY.
"18 tahun lalu Megawati tugaskan saya bicara ke presiden SBY di istana dalam satu malam," ujar Panda dikutip dari Kompas.TV pada Rabu (21/6/2023).
Panda mengatakan salah satu pertanyaan yang dia tanyakan ke SBY kala itu adalah apakah dia (SBY) pernah mengatakan ingin menjadi wakil presiden Megawati.
Pertanyaan selanjutnya yang diajukan Megawati adalah apakah SBY menggunakan kantor Kemenko Polhukam saat itu untuk kegiatan politik.
Saat itu SBY masih menjabat Menko Polhukam.
"Tanyakan Panda apakah kantor Polkam dipakai untuk kegiatan politik, membuat Partai Demokrat?" ujar Panda menirukan ucapan Megawati.
Pertanyaan selanjutnya yang diajukan Megawati, menurut Panda, apakah SBY mengakui pernah katakan tidak maju jadi capres.
"Tanyakan ke dia juga pernah gak dia katakan di sidang kabinet waktu saya tanya siapa yang akan maju capres," kata Panda kembali menirukan ucapan Megawati.
Menurut Panda dalam sidang kabinet saat itu saat Megawati masih jadi presiden, beberapa menteri ditanya apakah akan maju jadi capres.
Kata Panda, Hamsah Haz dan Yusril Ihza Mahendra saat itu mengatakan soal capres tergantung keputusan partai.
"Waktu ditanya SBY saya tidak maju di pilpres?" ucap Panda.
Menurut Panda, sampai sekarang lima pertanyaan Megawati ke SBY itu belum dijawab.
"Waktu itu Mega katakan ke saya dia ingin bertemu (SBY) jika jawab 5 pertanyaannya. Sampai sekarang itu jadi bom waktu. 18 tahun berlalu mereka tidak pernah duduk bersama kongkow konkow," ujar Panda.
Kendati demikian, Panda yakin SBY dan Megawati bisa bertemu kelak.
"Mega bukan pendendam. Lihat ekspresi Puan Maharani (saat bertemu AHY) itu original asli tidak diwariskan sakit hati Mega ke dia. Jadi sangat banyak kemungkinan bertemu," kata Panda.
Apa Tafsiran Mimpi SBY?
Pengamat dan politisi menafsirkan mimpi Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ingin naik kereta api bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarnoputri.
Pengamat dan politisi pada umumnya menafsirkan mimpi SBY itu sebagai upaya 'rekonsiliasi".
Berikut dirangkum Tribunnews.com, Selasa (20/6/2023), penafsiran berbagai kalangan soal arti mimpi SBY.
1. Pengamat Politik Adi Prayitno
Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno mencoba menafsirkan mimpi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Ia menduga itu sebagai hasrat dari SBY yang ingin menduetkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan bakal capres Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
"Tafsir mimpi SBY. Pertama, sangat jelas sekali itu mimpi besar SBY soal keinginan duet Ganjar-AHY," kata Adi kepada Kompas TV, Selasa (20/6/2023).
Menurut dia, ini bisa jadi ajang islah politik antara Megawati dan SBY, rekonsiliasi politik antara PDIP dan Demokrat.
"Tentu yang bisa memediasi ini semua adalah Jokowi. Tentu ini tak mudah, berat sekali tantangan politiknya, tapi sebagai sebuah mimpi tentu layak diapreasiasi," ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, sepertinya SBY mulai condong ke Ganjar di Pemilu 2024 nanti. Cuitan SBY begitu mendalam dan penuh tenaga.
"Jarang sekali SBY bikin tweet soal mimpinya tentang keinginan naik kereta bersama Megawati dan Jokowi."
"Dalam tweetnya itu SBY membayangkan bisa satu gerbong dengan Megawati dalam pilpres 2024," ujarnya.
Selain itu, kata Adi, Jokowi, SBY, dan Megawati punya tujuan sama yang bisa di barisan yang sama.
"Sekalipun Jokowi turun di Solo, SBY turun di Pacitan, dan Megawati lanjut ke Blitar, tapi ketiga tokoh itu berada di gerbong yang sama. Ini pesan politik tingkat tinggi yang dikirim ke PDIP, Megawati, dan Jokowi soal keinginan islah politik di 2024," ujarnya.
2. Penjelasan Puan Maharani
Ketua DPP PDIP Puan Maharani merespons mimpi SBY.
Menurut Puan, hal itu sebagai pertanda bahwa untuk membangun bangsa harus dilakukan bersama-sama.
"Mungkin itu menjadi satu pertanda bagaimana membangun bangsa dan negara itu harus dilakukan bersama-sama guyub adem ayem tanpa kemudian merasa yang satu tidak diperhatikan atau yang satu diperhatikan," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/6/2023).
Ketua DPR RI itu berharap situasi kondusif yang dibangun para elite, termasuk tokoh senior juga dapat terwujud hingga penyelenggaraan Pemilu 2024.
"Saya tentu saja juga berharap situasi adem ayem yang dibangun oleh semua pemimpin yang pernah berjasa kepada bangsa dan negara itu bisa ditujukan kepada rakyat Indonesia. Jadi kita yang muda muda juga ngerasanya adem," tandasnya.
3. Demokrat Bilang Semangat Rekonsiliasi
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, berpandangan SBY ingin menyampaikan pesan yakni semangat rekonsiliasi melalui silaturahmi politik.
“Saya pribadi menangkap bahwa semangat dan pesan yang ingin disampaikan Pak SBY dari cerita mimpi tersebut adalah semangat rekonsiliasi dalam bingkai silaturahmi politik kebangsaan,” kata Kamhar, Selasa (20/6/2023).
Menurut Kamhar, dalam kehidupan politik saat ini, silaturahmi tokoh-tokoh bangsa yang menjadi kunci dalam politik.
Pasalnya, dalam kehidupan politik masih diwarnai relasi patron klien.
Selain itu, semakin kompleksnya problematika kebangsaan yang dihadapi dan memasuki tahun politik menjelang Pilpres 2024, maka silaturahmi politik di level elite menjadi penting untuk menciptakan suasana yang kondusif, teduh, dan menyejukkan.
“Kita tak ingin mengulang kembali dinamika politik dalam tensi yang terlalu tinggi dan panas seperti pada 2019 yang lalu,” ucap Kamhar
“Jika kembali berulang, bukan tidak mungkin akan melampaui daya tenggang kita sebagai bangsa yang pada gilirannya merobek tenun kebangsaan,” kata Kamhar
Kamhar kembali menekankan semangat yang ingin disampaikan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, bahwa rekonsiliasi akan menjadi fondasi hubungan yang kokoh dan kondusif untuk terbangunnya kolaborasi dan sinergi seluruh elemen bangsa.
“Jadi pesan ini melampaui sekedar politik kontestasi 2024 mendatang, namun lebih dari itu, ini bagaimana mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, Indonesia Emas 2045,” pungkas Kamhar.
Sebelumnya, SBY menuliskan mimpinya yang bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. Cerita itu disampaikan SBY melalui akun Twitter-nya, @SBYudhoyono pada Senin (19/6/2023).
“Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir,” tulis SBY.
Pada cuitannya yang kedua Presiden ke-6 RI itu menuliskan, dirinya bersama Jokowi dan Megawati ternyata sudah ditunggu sosok Presiden ke-8.
"Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur. Karena masih ada waktu, sejenak kami berempat minum kopi sambil berbincang-bincang santai. *SBY*,” ujarnya.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.TV