Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TNI menjadi institusi yang paling dipercaya publik, sementara partai politik mendapat tingkat kepercayaan yang paling rendah.
Hal itu berdasarkan temuan terbaru dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia.
Dalam paparannya, peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan sebanyak 95,8 persen (23,5 persen sangat percaya dan 72,3 persen cukup percaya) publik mempercayai TNI.
"TNI sekali lagi paling dipercaya publik, temuan kami salah satunya TNI berhasil menarik diri dari urusan politik praktis," kata Burhanuddin dalam rilis surveinya secara daring, Minggu (2/7/2023).
Kemudian, Presiden menempati posisi kedua dengan persentase 92,8 persen (sangat percaya 21,3 persen, cukup percaya 71,5 persen).
Baca juga: Kata Panglima TNI soal Batas Waktu Negosiasi Sebelum Informasi KKB Tembak Pilot Susi Air, Besok
Ketiga, Kejaksaan Agung meraih kepercayaan publik sebesat 81,2 persen (publik sangat percaya 9,7 persen, cukup percaya 71,5 persen).
Keempat, yakni Polri, meraih kepercayaan publik sebesar 76,4 persen (publik sangat percaya 10,8 persen, cukup percaya 65,6 persen).
Kelima KPK, dengan persentase 75,7 perden (publik sangat percaya 10,0 persen, cukup percaya 65,7 persen).
Baca juga: Pesawat Super Hercules C-130 J Kedua TNI AU Disambut Water Salute di Lanud Halim Perdanakusuma
Di posisi keenam ada MPR RI dengan persentase 73,8 persen (publik sangat percaya 7,7 persen, cukup percaya 66,1 persen).
Ketujuh DPD dengan persentase 73,3 persen (publik sangat percaya 7,4 persen, cukup percaya 65,9 persen).
Di posisi kedelapan ada DPR RI, meraih kepercayaan publik sebesar 68,5 persen (sangat percaya 7,1 persen, cukup percaya 61,4 persen).
Posisi terakhir yakni partai politik, yang meraih kepercayaan publik 65,3 persen (publik sangat percaya 6,6 persen, cukup percaya 58,7 persen).
Adapun survei ini digelar pada 20-24 Juni 2023 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan dengan cara wawancara tatap muka oleh pewawancara yang terlatih.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.220 orang.
Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95%.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.