Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diterpa isu dinasti politik dengan merestui putra bungsunya, Kaesang Pangarep atas rencana maju pemilihan Walikota Depok.
Putra Jokowi lainnya, Gibran Rakabuming Raka lebih dulu masuk politik dan saat ini duduk di kursi Walikota Solo.
Kemudian menantu Jokowi, Bobby Nasution kini menjabat Walikota Medan. Bobby bahkan digadang bakal melangkah menjadi calon gubernur Sumatera Utara.
Menanggapi hal ini, Ketua DPD Partai Hanura Sulawesi Tenggara yang juga pendiri Kolaborasi Indonesia, Wa Ode Nurhayati menyebut isu dinasti politik yang menerpa Jokowi harus dilihat mendalam.
Pasalnya kata Wa Ode, fokus yang harus dilihat ialah pada kualitas dari trah dinasti politik tersebut teruji dan terpercaya, karena akan mencerminkan kualitas dan keberhasilan kepemimpinan serta dampak positifnya.
Wa Ode mengatakan Jokowi dan keluarganya telah menunjukkan pekerjaan yang profesional.
Baca juga: Soal Isu Jokowi Menabalkan Dinasti Politik, Hanura: Bukan Dinasti, Tapi Profesionalisme Berpolitik
Sehingga, jika keluarga sang kepala negara ingin melangkah pada tingkatan yang lebih tinggi, maka hal tersebut merupakan keunggulan karena telah dibekali pengalaman.
"Keluarga Jokowi baik Kaesang dan Bobby sudah menjabat dan melakukan pekerjaannya secara profesional. Jika mereka melangkah dan mencoba pada tingkatan jabatan dan tanggung jawab lebih besar bukankah itu akan menjadi keunggulan karena pengalaman mereka sudah ada," kata Wa Ode kepada wartawan, Rabu (5/7/2023).
Eks anggota DPR RI ini pun mengatakan setiap warga negara mempunyai hak asasi dan hak untuk dipilih.
Ia menyebut bisa saja suplai kader yang mumpuni salah satunya bersumber dari proses politik dinasti keluarga, di mana kader yang dipandang kapabel, kredibel dan pantas merupakan keluarga dari pemimpin dalam satu naungan partai.
Baca juga: Tidak Ada Pembatasan Masa Jabatan Ketua Umum dan Bisa Lahirkan Dinasti Politik, UU Parpol Digugat
"Bisa saja suplai kader salah satunya bersumber dari proses politik dinasti keluarga," katanya.
Akan tetapi kata pendiri Kolaborasi Indonesia ini mengatakan, secara prinsip partai politik harus punya perlakuan sama terhadap siapapun yang direkrut dan dikader dalam partai tersebut. Dengan perlakuan yang sama itu para kader parpol yang muncul atas hasil kaderisasi struktural internal atau hasil shopping dari mekanisme peraturan internal parpol, diharapkan menciptakan kompetisi sehat.
Persaingan sehat tersebut yang menurutnya akan memaksa mereka yang maju kontestasi politik lebih kreatif dan produktif dalam menyiapkan strategi.
"Dengan kreativitas inilah kemudian diharapkan munculnya berbagai gagasan dan solusi konkret yang amat dibutuhkan masyarakat di tengah himpitan dan problem-problem ekonomi-sosial-politik yang terjadi saat ini," pungkas Wa Ode.