News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wabah Antraks

Kemenkes Minta Masyarakat Waspadai Gejala Antraks dan Kontak Eratnya

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi orang yang mengalami gejala penyakit antraks.

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus penularan virus Antraks yang dialami puluhan warga Gunungkidul, Yogyakarta dan menewaskan tiga orang turut mendapatkan sorotan dari pemerintah.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi meminta masyarakat mewaspadai penyakit ini.

Khususnya di wilayah yang terjangkit penyakit ini, yakni Yogyakarta.

Baca juga: Cegah Penularan Antraks, Kementan Suntik Antibiotik ke Ratusan Hewan Ternak di Gunungkidul

"Jadi memang ini suatu hal yang kita perlu waspadai bersama," kata Imran, dalam konferensi pers 'Update Situasi Antraks di Indonesia' di kanal YouTube Kementerian Kesehatan, Kamis (6/7/2023).

Ia menuturkan bahwa penyakit ini sebenarnya telah muncul di Yogyakarta pada 2016 hingga 2022, namun belum ada yang sampai meninggal dunia.

Di tahun ini, kasus Antraks mencatat angka kematian pada 3 orang warganya.

Perlu diketahui, orang pertama yang meninggal telah dinyatakan positif terinfeksi Antraks.

Sedangkan dua lainnya belum terkonfirmasi, kendati demikian dua orang ini diketahui melakukan kontak erat dengan bangkai sapi yang dikonsumsi warga Gunung Kidul.

Oleh karena itu, secara luas ia mengimbau masyarakat agar waspada jika muncul gejala yang menyerupai tanda penyakit ini.

Selain itu, masyarakat juga perlu melakukan pemeriksaan di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) jika telah melakukan kontak erat dengan sapi yang mati secara tiba-tiba.

"Bagi masyarakat, kalau terjadi gejala-gejala seperti kulit melepuh, kemudian pernah kontak dengan sapi yang tidak jelas kematiannya, maka harus segera melaporkan ke faskes," jelas Imran.

Sebelumnya, puluhan warga Kelurahan Candirejo, Gunung Kidul Yogyakarta dinyatakan positif terinfeksi virus Antraks.

Dari 125 orang yang diperiksa, sedikitnya 87 warga Dusun Jati, Gunung Kidul dinyatakan positif tertular virus ini, sedangkan satu orang meninggal dunia.

Lalu apa itu penyakit Antraks?

Dikutip clevelandclinic.org, Kamis (6/7/2023), Antraks merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh paparan bakteri Bacillus anthracis, yakni bakteri tidak aktif atau tidak aktif di dalam tanah.

Penyakit Antraks sebagian besar menyerang hewan yang memijak tanah yang memiliki bakteri.

Manusia dapat terinfeksi penyakit ini melalui spora bakteri yang terhirup, makanan atau air yang terkontaminasi, hingga luka pada kulit.

Penggunaan antibiotik adalah pengobatan lini pertama yang dapat diberikan terhadap infeksi yang berpotensi mematikan ini.

Sedangkan perawatan lainnya termasuk di antaranya vaksinasi.

Apa saja jenis Antraks?

Jenis-jenis Antraks mencerminkan berbagai cara bakteri itu memasuki tubuh anda, meliputi:

- Cutaneous (kulit)

Antraks pada kulit, biasanya berasal dari bakteri yang menginfeksi tubuh melalui luka pada kulit.

Penyakit ini adalah bentuk yang paling umum dan paling tidak mematikan.

Dokter hewan dan orang yang menangani bulu, kulit atau rambut hewan berada pada risiko tertinggi paparan infeksi ini.

- Gastrointestinal

Jenis Antraks ini biasanya terjadi pada orang yang makan daging mentah atau setengah matang dari hewan yang terinfeksi.

Bakteri mempengaruhi kerongkongan, tenggorokan, perut dan usus.

- Antraks inhalasi

Orang yang menghirup spora Antraks dapat mengembangkan bentuk Antraks yang mematikan.

Ini dapat menyebabkan masalah pernafasan yang parah dan kematian.

Anthrax inhalasi terkadang disebut penyakit woolsorter karena orang yang bekerja di pabrik wol serta rumah jagal dan penyamakan kulit dapat menghirup spora dari hewan yang terinfeksi.

- Injeksi

Orang yang menyuntikkan heroin bisa terkena Antraks injeksi.

Anthrax injeksi menyebabkan infeksi jauh di bawah kulit atau otot.

Anthrax ditemukan di seluruh dunia, wabah penyakit ini cenderung terjadi di negara berkembang yang tidak melakukan vaksinasi pada hewan ternaknya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini