TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi mengungkapkan kedatangan pesawat baru C-130J-30 Super Hercules yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI sudah sesuai dengan kebutuhan TNI Angkatan Udara (TNI AU).
"Super Hercules C-130J dengan spesifikasi dan fitur-fitur yang melengkapi dan meningkatkan kemampuannya, saya kira sudah sesuai kebutuhan TNI AU," kata Fahmi dalam keterangan yang diterima, Kamis (6/7/2023).
Menurutnya, saat ini TNI AU membutuhkan mobilitas pasukan dan logistik yang lebih aman, lebih efisien, sekaligus lebih fleksibel.
"Artinya kita membutuhkan pesawat angkut yang memiliki daya angkut lebih besar, mampu bergerak lebih cepat, kemampuan jelajah lebih panjang namun tetap bisa mendarat di landasan-landasan pendek yang banyak kita miliki," imbuhnya.
Membahas perihal kecanggihan, pesawat ini disebut memiliki sejumlah keunggulan. C-130J-30 disebut lebih efektif dan efisien jika dibandingkan dengan series sebelumnya.
C-130J-30 Super Hercules juga memiliki peningkatan fitur dari tipe pendahulunya, misalnya peningkatan sistem perlindungan bahan bakar, serta sistem penanganan kargo.
Terdapat juga perbaikan sistem flight station yang lebih canggih dan sistem avionik digital yang terintegrasi penuh.
Kemhan dilaporkan telah memesan lima unit pesawat C-130J-30 Super Hercules, di mana dua unit di antaranya telah tiba di Indonesia.
Terbaru, pesawat kedua telah tiba di Indonesia pada Juni 2023. Selanjutnya, pesawat tersebut diserahterimakan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto kepada Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo di Lanud Halim Perdanakusuma, Kamis (6/7).
Baca juga: RI Boyong Super Hercules C-130J, Pengamat Sebut Diplomasi Prabowo Berhasil Yakinkan AS
Tiga unit pesawat C-130J-30 Super Hercules lainnya akan tiba di Indonesia secara bertahap pada Juli dan Oktober 2023, serta Januari 2024.