News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ponpes Al Zaytun dan Ajarannya

Lucky Hakim Ungkap Sejumlah Kejanggalan saat Diundang Panji Gumilang di Ponpes Al Zaytun

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pimpinan Ponpes Al-Zaytun, Panji Gumilang. Mantan Wakil Bupati Indramayu, Lucky Hakim, menceritakan sejumlah kejanggalan saat diundang oleh Panji Gumilang di Ponpes Al-Zaytun.

Kejanggalan selanjutnya terjadi seusai acara tersebut selesai digelar. 

Di mana saat itu ia sempat ditanya oleh sejumlah awak media dengan pertanyaan yang menurutnya tak lazim ditanyakan. 

Lucky ditanya tentang bagaimana perasaannya setelah mendatangi Ponpes Al Zaytun, padahal menurutnya mengunjungi sebuah Ponpes adalah hal yang biasa baginya. 

Ia pun mengaku sempat heran dengan pertanyaan yang dilontarkan awak media itu. 

"Ada beberapa-beberapa pertanyaan dari media pada saat itu tanya 'Bagaimana rasanya masuk ke dalam Al Zaytun."

"Saya sebenarnya sempet heran ada media yang menanyakan seperti itu, memang rasanya seperti apa sih masuk ke pesantren toh udah ratusan pesantren yang saya masuki dan saya menjadi tamu dan saya rasa biasa aja," ujarnya. 

Kemudian, kejanggalan kembali ia rasakan satu hari setelah mengunjungi Ponpes Al Zaytun. 

Lucky saat itu sempat dilarang beberapa orang agar tak kembali mengunjungi Al-Zaytun. 

Beberapa orang yang tak disebutkan namanya itu, kata Lucky, menyebut bahwa Al-Zaytun memiliki ajaran yang tak lazim, seperti dosa berzina yang bisa ditebus dengan uang. 

"Sepulang saya dari Al Zaytun setelah tanggal 30 (Juli 2022) kan banyak foto-foto yang beredar ada beberapa tim internal lah yang nggak internal banget pada ngomong 'Pak jangan ke Al Zaytun, karena begini begitu' ."

"Kalau nyeleneh-nyelenehnya seperti apa mumpung saya masih bisa berkomunikasi sama Pak Panji," ujarnya.  

Kemudian terkait shaf salat ponpes Al Zaytun, Lucky mengaku tak tahu soal itu. 

Menurutnya,yang ia lihat saat acara itu hanya santri laki-laki dan perempuan yang duduk berjajar rapi dan bukan shaf untuk salat. 

"Acara sore itu bukan acara salat, itu acara duduk di masjid saja. Jadi saya pikir sah saja," ujarnya. 

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini