Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri kembali menambah amunisinya dengan membeli pistol beramunisi bubuk lada dan gas air mata senilai Rp49 miliar dengan nama pepper projectile launcher.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebut anggaran tersebut berasal dari APBN 2022 sebagai bagian dari program modernisasi almatsus hingga sarana dan prasarana.
Adapun total anggaran yang disiapkan untuk pembelian itu adalah Rp Rp 49.966.763.000. Dengan harga per pucuk senjatanya senilai Rp 9.406.000.
Ramadhan menyebut ada ribuan pistol dengan harga Rp9.406.000 per pucuknya yang dibeli sehingga menghabiskan anggaran Rp49.966.763.000.
"Sebanyak 1.857 set dengan berbagai kelengkapan pendukung yang diperlukan," kata Ramadhan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (14/7/2023).
Ramadhan menyebut pistol laras pendek tersebut dibekali dua amunisi yakni bubuk lada dan gas air mata.
"Dengan dibekali dua jenis amunisi seperti powder lada, ditambah gas air mata. Jadi beda dengan pelontar gas air mata ya, jadi ini pistol ya jenisnya jenis pistol laras pendek," ungkap Ramadhan.
Lebih lanjut, Ramadhan menyebut salah satu fungsi pistol ini adalah menekan tindakan anarkis dalam aksi unjuk rasa.
"Pistol ini berfungsi dalam rangka menunjang operasional anggota di lapangan, untuk mengambil tindakan represif dalam menangani kejahatan dan aksi unjuk rasa yang anarkis," ucapnya.
Ramadhan menjelaskan dengan pistol tersebut, pihaknya tetap mengedepankan perlindungan hak asasi manusia dan demi penegakan hukum.
Baca juga: Polri Sebut Pembelian Pesawat Senilai Rp 900 Miliar Lebih untuk Operasional Hadapi Tahun Politik
"Pertimbangan penggunaan jenis pistol ini dalam penanganan tindakan hukum. Polri dituntut harus juga memperhatikan nilai-nilai hak asasi manusia, sehingga penggunaan pepper projectile launcher bagi Polri adalah sangat dibutuhkan," jelas Ramadhan.