Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Angka obesitas pada anak di Indonesia terbilang mengkhawatirkan.
Plt Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan dr Lovely Daisy, MKM, angka obesitas pada anak meningkat hingga 10 kali lipat selama empat dekade jika dibandingkan orang dewasa.
"Pada 1975, ada sebanyak 11 juta (kasus obesitas). Sedangkan pada 2016 menjadi 123 juta obesitas," ungkapnya pada konferensi pers oleh Kemenkes, Minggu (16/7/2023).
Menurut Daisy, cegah obesitas pada anak bawah lima tahun (balita) sebenarnya bisa dengan memanfaatkan posyandu.
Saat anak dibawa ke posyandu, maka bisa dilakukan deteksi dini dengan melakukan pengukuran berat dan tinggi badan.
"Untuk balita mendeteksinya bisa di posyandu. Kalau balita datang ke posyandu. Bisa deteksi lebih dini untuk balita," kata Daisy.
Baca juga: Hampir Seperlima Orang Indonesia Berusia 18 Tahun ke Atas Alami Obesitas
Risiko obesitas bisa dicegah jika telah dideteksi sejak dini.
Mulai risiko kelebihan berat badan, kata Daisy sudah bisa dideteksi saat anak pergi ke Posyandu.
Ia pun mengaitkan deteksi dini pada kasus obesitas pada bayi Kenzie dari Bekasi.
"Termasuk balita Kenzi, sebenarnya. terdeteksi di awal psoyandu. Cuma minta rujuk ke rumah sakit tidak datang langsung," tuturnya.
Oleh karena itu ia pun menekankan pentingnya deteksi dini obesitas pada anak.
Dan salah satu cara adalah bisa dengan memanfaatkan keberadaan posyandu.
Ini yang kita harapkan kalau bisa tederteksi dini, bisa diantisipasi.
"Jangan sampai menjadi Obesitas. Kalau sudah jadi obesitas harus dirujuk. Dan sistem rujukannya sama seperti penyakit lain," tutupnya.