Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kemenkominfo, Usman Kansong membenarkan ada kebocoran data di Direktorat Jenderal Imigrasi Indonesia.
Hal tersebut berdasarkan informasi dari hasil penelusuran Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Namun, soal jumlah data yang bocor dan data mana yang bocor, para pihak terkait masih terus menelusuri secara seksama.
Mengingat data yang diduga bocor juga besar.
"Memang kami mendapatkan informasi hasil penelusuran BSSN, termasuk juga Imigrasi memang ada kebocoran data, cuma berapa jumlah dan data mana saja yang bocor tentu masih kita telusuri dengan seksama karena jumlahnya besar," kata Usman Kansong dalam diskusi daring Polemik Trijaya bertajuk 'Data Warga Siapa yang Salah?' pada Sabtu (22/7/2023).
Baca juga: Dirjen Imigrasi Sebut Kebocoran Data Paspor Terjadi Sejak Januari 2022
Usman Kansong menyampaikan dugaan data yang bocor tersebut merupakan data tahun 2020.
Pada tahun tersebut lanjutnya, sebagian data memang sudah tersimpan di Pusat Data Nasional (PDN).
Namun, ada sebagian yang belum tersimpan karena masih masa transisi.
Data yang diduga bocor pun diduga merupakan data yang masih dalam tahap transisi.
Baca juga: 34 Juta Data Paspor WNI Diduga Bocor, Wapres Harap Semua Instansi Lakukan Pengamanan
"Imigrasi sementara data yang kami terima, yang bocor dan beredar itu data tahun 2020. Kemarin sempat disebut bahwa data itu sudah disimpan di PDN, dan 2020 itu belum sepenuhnya disimpan di PDN, masih masa transisi," ungkapnya.
Terpisah, Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Silmy Karim, menyebut peristiwa bocor data paspor sudah terjadi sejak Januari 2022.
Kata Silmy, pihaknya sedang mengidentifikasi orang di balik layar yang diduga membocorkan data paspor.
Untuk itu, Imigrasi berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) guna menginvestigasi hal tersebut.