Berbeda dari keterangan polisi, keluarga Bripda Ignatius mengatakan penyebab anak mereka tewas lantaran terlibat cekcok dengan senior.
Ayah Bripda Ignatius, Y Pandi, mengatakan sebelum sang anak tewas, ia didatangi oleh tiga senior dalam kondisi mabuk.
Pandi mengaku memperoleh informasi tersebut dari penyidik Densus 88 saat ia berada di Jakarta.
Baca juga: Dugaan Bripda Ignatius Dibunuh, Keluarga: Direncanakan Matang oleh Senior dan Rekan di Densus 88
"Penyidik dari Densus 88, mereka mengatakan bahwa awalnya anak saya ini didatangi oleh seniornya itu tadi."
"Dari keterangan tim penyidik itu sebenarnya didatangi tiga orang tapi saya nggak tau kenapa jadi dua orang (tersangka)," kata Y Pandi, dikutip Tribunnews.com dari YouTube KompasTV.
"Yang jelas pada saat kejadian itu, mereka tiga ini dalam kondisi mabuk," lanjutnya.
Pandi menambahkan, kedatangan tiga senior itu adalah untuk menawarkan bisnis senpi ilegal kepada Bripda Ignatius.
Namun, karena Bripda Ignatius menolak, ia kemudian terlibat cekcok dengan seniornya hingga berakhir tertembak.
"Ada semacam bisnis senpi dengan seniornya ini, tapi anak saya barangkali ini ditawari."
"Karena anak saya tahu barang itu ilegal, sSehingga apa yang terjadi di situ jadi cekcok hingga anak saya jadi korban," urai Y Pandi.
Terkait senpi yang digunakan menembak Bripda Ignatius, Y Pandi mengatakan senjata itu diambil dari tas pelaku.
"Tidak lama kemudian si pelaku mengambil senpi di tasnya dan meledak lalu mengenai leher anak saya lalu tembus ke telinga, lalu tembus ke dinding lagi," tandas dia.
Diberi Tahu Bripda Ignatius Sakit Keras
Saat diinformasikan mengenai kondisi anaknya, Y Pandi mengaku ia diberi tahu bahwa Bripda Ignatius sakit keras.