News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Nawasena: Gen Z Nyaris Tak Kenal Budaya Leluhur

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hajat Lembur Kampung Babakan Jawa di Rancaekek Jawa Barat, Sabtu (29/07/2023).

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Hilangnya budaya leluhur di era modern sungguh disayangkan.

Terlebih bagi anak-anak muda Gen Z saat ini lebih condong mengadopsi budaya luar dibandingkan budaya Nusantara.

Ini tentu sebuah tantangan besar bagi Pemerintah yang akan menatap Indonesia Emas tahun 2045.

Baca juga: Makam Leluhur Dibongkar, 30 Orang di OKI Polisikan Kades Sugih Waras, Ahli Waris : Tidak Ada Solusi

Koordinator Nawasena, Wulandari Sawitri Candra Wila, menjelaskan budaya leluhur perlu dilestarikan mulai dari tingkat desa dan terus bergerak hingga seluruh Indonesia.

Karena desa mempunyai banyak aspek sehingga peninggalan nenek moyang masih tetap terjaga.

Sehingga, kata Wulan, pihaknya akan berupaya menggelar penguatan-penguatan budaya leluhur ini ke pelosok-pelosok negeri agar lebih di kalangan Gen Z perkotaan.

"Iya berawal dari desa budaya itu dilestarikan, saya masih ingat pernyataan Beliau (Presiden Jokowi), DNA kita ada seni dan budaya. Sebanyak 714 suku dengan ciri khas masing-masing. Dan ini akan menjadi sebuah energi," ungkap aktivis perempuan ini pada acara Hajat Lembur Kampung Babakan Jawa di Rancaekek Jawa Barat, Sabtu (29/08/2023).

Baca juga: Festival Benih Leluhur di Adonara Barat, Sorgum Diolah Jadi Kue Tart

Bisakah terwujud? Tentu meminta Gen Z tidak meninggalkan budaya leluhur bukan perkara mudah. Dibutuhkan kerjasama semua pihak, baik pemerintah, tokoh masyarakat, budayawan dan pemangku kebijakan baik daerah maupun pusat.

Pelaksanaan Hajat Lembur mulai tanggal 27-29 Juli 2024 di kampung Babakan Jawa Barat cukup membuktikan jika Gen Z perlu diberikan edukasi terkait budaya leluhur.

Di sini, Gen Z hanya diberikan kesempatan melakukan mainan tradisional atau dolanan dan tidak diperkenankan menggunakan telepon selular.

" Ini terobosan (Hajat Lembur), dalam acara tersebut diselipkan juga budaya sungkem pada orang tua yang dilakukan oleh Gen Z. Luar biasa, antara ibu dan anak akhirnya ada komunikasi batin. Sedangkan kalo melihat data, anak-anak Gen Z lebih sibuk main HP daripada lihat wayang, dolanan, atau bahkan ikut melestarikannya budaya," terangnya sambil mengusap air mata.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI, Hilmar Farid menyebut budaya nusantara harus menjadi pondasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pemerintah mempunyai program untuk merangkai dan penguat agar kebudayaan tidak hilang di kalangan anak muda.

" Di kami sering menyebut dengan Olah rasa. Pelestarian Budaya leluhur dengan melibatkan semua kalangan hingga tingkat warga, RT, RW dan desa akan bisa saling menguatkan dan generasi muda harus ikut nimbrung," terangnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini