TRIBUNNEWS.COM - Mengenal apa itu El Nino dan IOD positif, fenomena yang menyebabkan kemarau kering di bulan Agustus 2023.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), telah menginformasikan terjadinya fenomena El Nino yang melanda wilayah Indonesia.
El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur.
Dari pemanasan Suhu Muka Laut (SML) tersebut menyebabkan bergesernya pertumbuhan awan dari wilayah Indonesia ke Wiayah Samudera Pasifik tengah dan timur.
Dalam unggahan Instagram @infoBMKG, diinformasikan jika terjadinya fenomena yang berulang setiap 4 sampai 7 tahun ini, diperkirakan akan membuat musim kemarau 2023 lebih kering daripada 3 tahun sebelumnya.
Hal itu terjadi karena dampak El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang terjadi di samudra.
Baca juga: Peringatan Dini Besok 2 Agustus 2023, BMKG: 23 Wilayah Alami Cuaca Ekstrem
"Tahukah kamu, kalau musim kemarau 2023 ini lebih kering dibandingkan 3 tahun sebelumnya loh. Hal ini terjadi karena adanya fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) yang terjadi di samudra," tulis keterangan Instagram @infoBMKG hari ini, Selasa (1/8/2023).
Simak penjelasan BMKG terkait fenomena El Nino, IOD, dampaknya dan upaya mengatasinya, mengutip dari Instagram @infoBMKG, berikut ini.
El Nino dan IOD Melanda Indonesia
IOD merupakan fenomena penyimpangan Suhu Muka Laut (SML) di Samudra Hindia.
Suhu Muka Laut dapat menyebabkan berubahnya pergerakan atmosfer atau pergerakan masa udara.
Dari pengamatan yang dilakukan BMKG, indeks El Nino pada Juli 2023 telah mencapai level moderate.
Sementara IOD sudah memasuki level index yang positif.
Saat kondiri IOD positif, suhu muka laut di Samudera Hindia bagian barat akan menghangat.