Hurriyah juga mengatakan, menjadi voters merupakan siklus pendek dan temporer, hanya selama lima menit di TPS, tetapi menjadi demos adalah peran jangka panjang selama masa pemerintahan berjalan.
"Dengan memiliki mindset seperti itu, partisipasi anak muda seharusnya tidak hanya terbatas pada keikutsertaan dalam memilih pemimpin lima tahun sekali," katanya.
Senada dengan Hurriyah, pembicara lainya yakni Phillips J. Vermonte dari CSIS juga menyampaikan bahwa partisipasi politik bukan hanya pada saat pemilu.
Melainkan juga dilakukan di antara rentang satu pemilu ke pemilu berikutnya.
Baca juga: Daftar Partai Politik Peserta Pemilu 2024 dengan Nomor Urut dan Lambang Partai
Selain itu, Phillips juga menyampaikan bahwa bukan berarti anak muda apatis, tetapi medan pertarungan anak muda saat ini sudah berubah, tidak lagi seperti yg dibayangkan generasi tua.
"Banyak inisiatif dan gerakan-gerakan kreatif yang saat ini dibangun anak muda. Hal ini memperlihatkan bahwa anak muda punya cara sendiri untuk menyelesaikan permasalahan politik, sebagi contoh platform Kawal Pemilu yang diinisiasi oleh sekelompok anak muda untuk menjawab kesimpangsiuran quick count di Pemilu 2014 lalu," katanya.