TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengeksekusi dua terpidana kasus suap pengurusan perkara di Mahkamah Agung (MA) ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Kamis (3/8/2023).
Dua koruptor dimaksud ialah dua debitur Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Intidana, Heryanto Tanaka dan Ivan Dwi Kusuma Sujanto.
"Jaksa Eksekutor KPK Eva Yustisiana telah selesai melaksanakan eksekusi pidana badan terhadap terpidana Heryanto Tanaka dkk ke Lapas Sukamiskin Bandung," kata Juru Bicara KPK Ali Fikri, Jumat (4/8/2023).
Berdasarkan putusan Majelis Hakim Tipikor pada PN Bandung, terpidana Heryanto Tanaka menjalani pidana penjara selama 6 tahun dan 6 bulan dikurangi masa penahanan dan kewajiban membayar denda Rp750 juta.
Sementara terpidana Ivan Dwi Kusuma Sujanto menjalani pidana penjara selama 5 tahun dan 6 bulan dikurangi masa penahanan dengan kewajiban membayar denda Rp750 juta.
Heryanto Tanaka dan Ivan Dwi Kusuma terbukti menyuap beberapa hakim agung sebesar 310 ribu dolar Singapura.
Heryanto terbukti menyuap Hakim Agung Sudrajad Dimyati dan Gazalba Saleh.
Sementara Ivan hanya disebut terlibat menyuap Sudrajad Dimyati.
Mereka terbukti melanggar Pasal 6 ayat (1) huruf a Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dan Pasal 5 ayat (1) huruf a Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Dalam kasus suap penanganan perkara di MA ini, KPK sudah menjerat 16 orang sebagai tersangka.
Mereka yakni Hakim Agung Sudrajad Dimyati, Hakim Agung Gazalba Saleh, Prasetyo Nugroho (hakim yustisial/panitera pengganti pada kamar pidana MA sekaligus asisten Gazalba Saleh), Redhy Novarisza (PNS MA), Elly Tri Pangestu (hakim yustisial/panitera pengganti MA).
Kemudian, Desy Yustria (PNS pada kepaniteraan MA), Muhajir Habibie (PNS pada kepaniteraan MA, Nurmanto Akmal, (PNS MA), Albasri (PNS Mahkamah Agung), Yosep Parera (pengacara), Eko Suparno (pengacara) Heryanto Tanaka (swasta/debitur Koperasi Simpan Pinjam Intidana), dan Ivan Dwi Kusuma Sujanto (swasta/debitur Koperasi Simpan Pinjam Intidana).
Teranyar, KPK menjerat Hakim Yustisial atau Panitera Pengganti MA Edy Wibowo (EW), Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit Sandi Karsa Makassar (RS SKM) Wahyudi Hardi (WH) dan Sekretaris MA Hasbi Hasan.