News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Raih Medali Emas di Kompetisi Robotik Internasional, Pelajar MTSN 1 Tangsel Rela Tidur Larut Malam

Penulis: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tiga orang pelajar MTSN 1 Tangsel meraih juara pada lomba robotik internasional di Korea Selatan pada Jumat (5/8/2023).

TRIBUNNEWS.COM, DAEJEON - Rasa syukur tak terbendung ditunjukkan tiga pelajar Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 1 Tangerang Selatan saat meraih medali emas dalam kompetisi robotik Internasional.

Tak pelak tiga pelajar yang tergabung dalam Tim Robotik MTSN) 1 Tangerang Selatan Banten ini mengekspresikan kegembiraannya dengan sujud syukur.

Tiga pelajar Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 1 Tangerang Selatan saat meraih medali emas dalam kompetisi robotik Internasional di Korea Selatan.

Fawaaz Amaar Abdul Mughni, Razin Anandri Firdaus, dan Muhammad Garibaldi Aziz yang mendapatkan medali emas langsung menunduk bersujud menunjukkan rasa syukur mereka atas prestasi itu berhasil mereka raih pada lomba robotik internasional di Korea Selatan (Korsel).

Baca juga: Siswa Sekolah Dasar Ikut Kompetisi Membangun Proyek Robotik

Tim robotik MTSN 1 Tangsel tercatat sebagai satu kontingen Indonesia yang berlaga di lomba robotik internasional yang diselenggarakan oleh International Youth Robot Competition (IYRC) di Daejeon, Kamis (4/8/2023) hingga Jumat (5/8/2023).

Momen saat tiga orang pelajar MTSN 1 Tangsel meraih juara pada lomba robotik internasional di Korea Selatan pada Jumat (5/8/2023). (istimewa)

Dikutip dari Kompas TV, Minggu (6/8/2023), tim robotik MTSN 1 Tangsel meraih medali emas pada kategori Creative Design.

Mereka pun menjadi satu-satunya kontingen dari Indonesia yang meraih medali tersebut.

Rela Tidur Larut Malam Demi Robot

Sementara itu, salah satu orangtua dari pelajar Tim Robotik MTSN 1 Tangsel khusus kepada Tribunnews.com menceritakan keharuan yang dirasakan tim ini.

Bunda Ika, ibu dari Muhammad Garibaldi Aziz menceritakan bagaimana gigihnya tim anaknya ini menciptakan robot yang mengantarkan mereka menang di ajang internasional.

Bunda Ika mengenang, bagaimana persiapan yang dijalani tim robotik MTSN 1 Tangsel demi kompetisi internasional ini.

Selama 2 bulan tim menyiapkannya dengan sangat serius.

Bahkan, Baldi demikian anaknya biasa disapa rela tak tidur malam demi hasil terbaik.

"Anak saya kadang tidur larut, kelas belajar ditinggal, ada rasa bosan dan capek melanda ketika latihan. Alhamdulillah, berkat doa selalu mengiringi, akhirnya hasilnya tidak mengkhianati usaha," ucap Bunda Ika.

Tim MTSN 1 Tangsel ini rencana akan kembali ke Indonesia pada Rabu (9/8/2023) lusa.

Apa yang akan disiapkan untuk menyambut anak-anak berprestasi ini?

"Saya cuma ingin memeluk dan menciumnya saja, karena pas menang saya hanya bisa menyaksikan dari sini, tidak ikut ke Korea," ujar Bunda Ika lagi.

Robot Pendeteksi Dini Longsor Antarkan MTS 1 Tangsel Juara

Tiga orang pelajar MTSN 1 Tangsel meraih juara pada lomba robotik internasional di Korea Selatan pada Jumat (5/8/2023). (istimewa)

Fawaaz Amaar Abdul Mughni, Razin Anandri Firdaus, dan Muhammad Garibaldi Aziz membuat alat yang disebut LEWS (Landslide Early Warning System).

Alat tersebut dapat mendeteksi longsor, dengan adanya sirene jika ada longsor kecil (awal) serta beberapa lampu menyala merah sebagai peringatan bahaya.

Jika ada longsor lanjutan maka bunyi sirene semakin keras, dan ada palang portal di jalan yang tertutup supaya mobil atau orang tidak melewati daerah longsor.

Dengan adanya peringatan deteksi awal makan akan mencegah jatuhnya korban jiwa dan harta.

Selain medali emas, kontingen MTSN 1 Tangsel yang dampingi guru pembimbingnya yaitu Ir. Imam Sucipto, M.Pd, juga meraih juara 3 kategori Humanoid.

Lomba robotik internasional tersebut diikuti oleh sekitar 20 negara dan lebih dari seribuan peserta.

Negara yang ikut di antaranya adalah Malaysia, Thailand, Brasil, Meksiko, Aljazair, Kolombia, Laos, China, Israel, Mongolia dan tuan rumah Korea Selatan.

Baca juga: PWNU DKI Jakarta Gunakan Teleskop Robotik untuk Pantau Hilal 

Dari Indonesia sendiri ada puluhan tim sekolah yang ikut serta, baik dari Jakarta, Malang, Probolinggo, Pasuruan, juga termasuk Banten.

Ada beberapa kategor pada ajang kompetisi ini, seperti creative design, yaitu merancang robot yang bisa membantu atau mempermudah kerja manusia (helping people).

Juga kategori Push-push yaitu semacam robot sumo yang diprogram secara autonomos dan mereka akan saling mengalahkan.

Lalu kategori Save the forest, yaitu robot yang dirancang dengan misi penyelamatan hutan.

Serta kategori Humanoid yaitu robot yang berbentuk manusia, dengan tantangan harus bisa menyelesaikan misi yang sudah ditentukan dengan decoding atau dipogram sesuai dengan tantangan yang diberikan.

(Tribunnews.com/Anita/KompasTv)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini