Sarmuji pun meyakini Menteri Bahlil akan mampu merealisasikan target pemerintah soal investasi di tahun 2023, yakni Rp 1.400 triliun, setelah berhasil merealisasikan investasi pada kuartal I-2023, realisasi investasi mencapai Rp328,9 triliun dan kuartal II sebesar Rp349 triliun.
“Itu sudah sesuai target, orang bisa menetapkan target tetapi orang secara konsisten bisa mencapai target itu yang harus kita apresiasi,” ujarnya.
Dengan meningkatkan realisasi investasi di kuartal ke-III tahun 2023 ini, Sarmuji memastikan ada kegiatan ekonomi di daerah lewat proyek-proyek yang berjalan itu. Dengan adanya proyek ini dipastikan akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
“Jelas kalau investasi masuk kan pasti ada kegiatan ekonomi, akan ada proyek-proyek yang akan berjalan, lalu pasti membutuhkan tenaga kerja dan kita harapkan investasi yang masuk di luar pulau Jawa itu disertai komitmen untuk mempekerjakan sumber daya manusia lokal pekerja lokal,” ucapnya.
Namun, Sarmuji mengatakan jika SDM nya belum siap, ia mendorong supaya pemerintah daerah memperdayakan dan memberikan sejumlah pelatihan atau pendampingan kepada masyarakat untuk meningkatkan kemampuannya agar terserap ke dalam dunia kerja.
“Bahwa belum siap ya nggak apa-apa, kalau belum siap ya diberdayakan ada vokasi, ada sekolah vokasi supaya mereka lebih cepat siap masuk ke dalam dunia kerja dan sebagainya,” tandasnya.
Baca juga: Survei Indikator: 82,6 Persen Publik Puas Atas Kinerja Bahlil Lahadalia Tarik Investor
Untuk diketahui, realisasi investasi Indonesia masih mencatatkan hasil yang positif hingga akhir Juni 2023. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi dalam enam bulan atau semester I-2023 adalah Rp 678,7 triliun.
"Dalam enam bulan realisasi investasi sudah mencapai Rp678,7 triliun," kata Menteri Investasi Bahlil Lahadalia.
Pada kuartal I-2023, realisasi investasi mencapai Rp 328,9 triliun dan kuartal II sebesar Rp349 triliun. Realisasi ini 48,5 persen dari target pada 2023 yang mencapai Rp1.400 triliun.
Rinciannya penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp363,3 triliun (53,5 persen), tumbuh 17,1 persen secara yoy. Sisanya adalah penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 315,4 triliun (46,5 persen), tumbuh 15 persen yoy.
Investasi di luar Jawa masih mendominasi dengan 52,3 persen atau Rp354,9 triliun dan Jawa sisanya 47,7 persen atau Rp328,3 triliun.