Djoko Pekik memiliki minat di dalam dunia seni lukis ketika masuk ke Akademi Seni Rupa Indonesia, Yogyakarta pada tahun 1957.
Dalam perjalanan hidupnya, dirinya juga aktif dalam komunitas seniman yang terafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) yaitu Lembaga Kebudayaan Rakyat (LEKRA).
Akibatnya, dirinya pun sempat dijebloskan ke penjara akibat terafiliasi dengan PKI.
Lalu, Djoko Pekik pun dibebaskan pada tahun 1972.
Kemudian, namanya sebagai seniman lukis mulai dikenal ketika lukisannya dijadikan obyek penelitian disertasi seorang mahasiswa benama Astari Rasyid pada tahun 1980-an.
Baca juga: Inspirasi Pandemi Djoko Pekik, Yuk Lihat Pameran Lukisannya di Bentara Budaya Yogyakarta
Bahkan, dari disertasi ini, pada tahun 1989, Djoko Pekik dapat mengikuti pameran lukisan di Amerika Serikat.
Alhasil, karya lukisan Djoko Pekik pun selalu terjual dengan harga tinggi.
Adapun mahakarya Djoko Pekik yaitu lukisan berjudul Berburu Celeng (1998), Ledak Gogik (2004), dan Pengamen Istirahat.
Bahkan lukisan Berburu Celeng terjual hingga Rp 1 miliar.
Selain itu, lukisan Djoko Pekik lain berjudul Petruk Dadi Ratu, Semar Kursinya juga dibeli oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Lukisan 5x2 m tersebut akan dipasang di Istana Negara yang baru di Kalimantan Timur.
Lukisan tersebut menggambarkan Petruk berjabat tangan dengan rakyat jelata yang mencintainya.
Di seberang jalan, tampak orang-orang berdasi dan berjas berdiri di depan gedung tinggi.
Sementara itu, Semar mengemudikan kereta kencana.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jogja/R. Hanif Suryo Nugroho)(Tribunnewswiki/Yusuf)