"Kami yakin, jika diiringi dengan persiapan akademik dan sosial yang kuat, generasi muda Indonesia dapat memiliki peran yang sentral dalam kancah internasional," kata Mischka.
Komitmen Mensa untuk mengembangkan potensi intelektual manusia khususnya di Indonesia juga mencakup upaya untuk mematahkan stereotip kelas sosial yang memperkuat ketidaksetaraan yang ditunjukkan salah satunya oleh Nurul Qomariyah sebagai anggota Mensa yang memiliki keterbatasan karena mengidap Asperger's Syndrome.
Akibat kondisi tersebut, Nurul mengalami keterbatasan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi secara efektif saat bersekolah.
Baca juga: Menimbang Dari Karier dan Pendidikan, Andika Perkasa Mengaku Cocok Jadi Menhan atau Mensesneg
Namun kondisi tersebut tidak menghentikan langkahnya untuk mengembangkan potensi intelektual. Dengan dukungan yang penuh dari orang tuanya, Nurul Qomariyah berhasil mengatasi hambatan tersebut dan memaksimalkan potensinya di bidang sosial dan humaniora.
Saat ini, ia telah berhasil menjadi seorang dosen paruh waktu di salah satu universitas swasta di Indonesia.
"Orangtua yang memiliki anak dengan kebutuhan spesial bahwasanya hal tersebut bukanlah akhir dari segalanya. Orangtua harus menerima terlebih dahulu kondisi keterbatasan anaknya, sehingga tidak bersifat denial dan dapat menentukan metode penanganan yang tepat," kata Nurul.
Dikatakannya dengan tekad dan dorongan yang sesuai, maka setiap individu dapat meraih impian dan mengembangkan potensi mereka dan perjuangannya dapat menginspirasi orang lain yang menghadapi rintangan serupa.
Mensa Indonesia secara konsisten melakukan advokasi terhadap kementerian dan lembaga pemerintahan terkait agar dapat mengakomodir anak dengan kebutuhan khusus.
Salah satu inisiatif penting yang saat ini masih dalam tahap eksplorasi adalah Pengayaan Modul Program Guru Penggerak oleh Mensa Indonesia, khususnya di bagian pengembangan intelegensi murid.
Tujuan dari program ini adalah memberikan informasi dan panduan kepada guru tentang cara menghadapi anak dengan kebutuhan khusus dengan pendekatan yang tepat dan memperhatikan aspek moral mereka.
"Melalui program Pengayaan Modul Program Guru Penggerak, Mensa Indonesia berupaya memberikan dukungan kepada para pendidik untuk mengoptimalkan potensi intelektual semua murid, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Dengan pendekatan yang inklusif, kami berharap upaya ini dapat menjadi bagian integral dari pencapaian Visi Indonesia Emas 2045 mendatang,” kata Director of Strategic Partnership Mensa Indonesia, Budi Handoko.